Daisypath - Personal pictureDaisypath Anniversary tickers

Selasa, 30 April 2013

Berharap Akhir Yang Baik

Kadang kita merasa sayang dan berpikir dua kali, saat harus memakai pakaian warna putih dalam beraktifitas sehari-hari. Padahal kelak saat meninggal nanti, khususnya bagi kaum muslim, akan dipakaikan kain berwarna putih yang disebut kain kafan. Menutupi ujung kepala sampai ujung kaki kita. Bahkan saat dikuburkan di dalam tanah merah, langsung terkena bagian dasar tanah yang sudah digali sebagai rumah abadi tempat jasad kita tinggal. Tanpa peti, tanpa tikar, atau kasur busa yang biasa dipakai saat tidur sehari-hari.

Sehari, seminggu, setahun, puluhan dan ratusan tahun kemudian, jasad kita pun musnah meninggalkan tulang belulang tengkorak. Kulit, otot, dan semua organ tubuh yang lunak sudah habis tergerus waktu, dan mungkin saja menjadi santapan lezat makhluk-makhluk Tuhan yang hidup di dalam tanah. 

Jadi buat apa lagi ragu memakai pakaian putih bersih saat melakukan kegiatan di luar ruangan? Setidaknya itu bisa mengingatkan kita akan datangnya maut kapan pun dan dimana pun kita berada. Jika ingat, maka ada upaya untuk memperbaiki diri supaya saat waktu itu tiba, kita sudah benar-benar siap kembali pada-NYA.

Satu persatu kenalan, kerabat, keluarga kita akan meninggalkan kita. Kita pun akan menyusul mereka, atau mungkin diri kita yang mendahului mereka. Tidak ada yang tahu pasti kecuali Dia Yang Maha Esa. Mungkin ada beberapa orang yang diberi kesempatan kedua, setelah beberapa saat mengalami kematian kemudian hidup lagi. Tapi lebih banyak yang tidak memiliki kesempatan kedua, tidak peduli dalam keadaan sudah bertaubat atau belum, malaikat pencabut nyawa tidak akan memajukan atau memundurkan jadwal yang telah ditetapkan. Jadi tugas kita sebagai manusia, hanya berusaha melakukan kebaikan supaya kelak tidak meninggal dalam penyesalan. Semoga kita bisa mencapai akhir yang baik.
read more »

Senin, 29 April 2013

For Someone Who Likes The Beach

Satu lagu lagi, yang menurutku 'jleb' banget dan mengena di hati. Meski bukan lagu baru (sebut saja diri ini telat mendengarnya), tapi cocok untuk siapa pun, dimana pun, dan kapan pun.

"AKU ADA"
Dewi Lestari feat. Arina Mocca

Melukiskanmu saat senja
Memanggil namamu ke ujung dunia
Tiada yang lebih pilu, tiada yang menjawabku
Selain hatiku dan ombak berderu

Di pantai ini kau s'lalu sendiri
Tak ada jejakku di sisimu
Namun saat ku tiba, suaraku memanggilmu
Aku lah lautan, kemana kau s'lalu pulang

Jingga di bahuku, malam di depanku
Dan bulan siaga, sinari langkahku
Ku terus berjalan, ku terus melangkah
Ku ingin, kutahu, engkau ada

Memandangimu saat senja
Berjalan di batas dua dunia
Tiada yang lebih indah, tiada yang lebih rindu
Selain hatiku, andai engkau tahu

Di pantai itu kau tampak sendiri
Tak ada jejakku di sisimu
Namun saat kau rasa, pasir yang kaupijak pergi
Aku lah lautan, memeluk pantaimu erat

Jingga di bahumu, malam di depanmu
Dan bulan siaga, sinari langkahmu
Teruslah berjalan, teruslah melangkah
Kutahu, kau tahu, aku ada

Jingga di bahumu, malam di depanmu
Dan bulan siaga, sinari langkahmu
Teruslah berjalan, teruslah melangkah
Kutahu, kau tahu, aku ada

Kuterus berjalan (teruslah berjalan), kuterus melangkah (melangkah)
Kutahu, kau tahu, aku ada
read more »

Rabu, 24 April 2013

Dilema

Melupakan orang yang pernah Anda cintai sama sulitnya dengan mengingat orang yang belum pernah Anda kenal (Mario Teguh). Sumber: http://www.facebook.com/permalink.php?id=52472954880&story_fbid=10151679040574881
Begitulah salah satu status yang diperbarui oleh Bapak Mario Teguh, pada tanggal 20 April 2013 lalu. Memang sangat sulit melupakan seseorang yang pernah masuk dalam kehidupan kita, bahkan telah mendapatkan suatu tempat spesial di sudut hati terdalam. Bahkan kadang tidak perlu ada ikatan khusus, sebuah kisah tentang suka, sayang, dan cinta sepihak (diam-diam) pun, sangat sulit untuk sekedar diabaikan. Selalu, lagi dan lagi, segala hal yang berhubungan dengan seseorang itu, pasti akan terkenang dalam waktu yang tidak sebentar. Walau sudah bertahun-tahun tidak bertatap muka atau sekedar menyapa lewat media sosial di internet, tetap saja hati ini masih terfokus padanya.
Maka, tidak salah jika dikatakan bahwa tingkat kesulitan dalam usaha melupakan seseorang yang kita cinta, sama seperti saat dipaksa untuk mengingat seseorang yang belum kita kenal. Jangankan orang yang belum dikenal, sama kenalan lama pun kadang kita masih sulit mengingat mereka, jika masa-masa kenalan yang lalu itu, tidak meninggalkan kesan mendalam di hati. Apalagi ini diminta untuk mengingat (mungkin maksudnya memikirkan atau membayangkan) orang yang belum kita kenal.
Lalu, bagaimana jika kedua hal tersebut bukan hanya sekedar perumpamaan dua hal yang berbeda waktu dan pelakunya? Maksudnya, kadang ada keadaan yang membuat kita mengalami dua hal tersebut secara bersamaan. Di satu sisi harus melepas kenangan dan perasaan kepada seseorang yang pernah (dan masih) dicintai, sedangkan di sisi lain ada seseorang yang belum kita kenal, tapi tiba-tiba masuk dalam kehidupan kita. Dan kondisi tersebut sepatutnya membuat hati kita lebih fokus padanya, bukan pada seseorang yang sepatutnya kita lupakan.
Memang hati (rasa) tidak akan pernah bisa sejalan dengan logika. Memang secara logika sepatutnya kita fokus pada yang cenderung lebih pasti, daripada yang belum jelas. Saat hati ingin menolak ini semua, di sisi lain tidak kuasa mengecewakan keluarga, apalagi orang tua. Lihatlah, bahkan saat berlelah untuk mempersiapkan segalanya, senyum dan tawa selalu mengiringi hari-hari mereka. Bahkan kondisi kesehatan yang sebelumnya kurang baik, serta keluhan yang dulu sering terdengar, nyaris hilang saat ini. Berganti menjadi sebuah kebahagiaan yang tidak dapat diungkapkan dengan kata-kata. Maka, betapa jahat dan durhakanya diri ini jika mementingkan ego dan menghancurkan segalanya.
Memang tidak mudah. Namun, diri ini hanya harus lebih bersabar dan butuh belajar lagi untuk menerima segalanya. Karena dari berbagai sisi, memang ini jalan terbaik yang harus ditempuh, jika Tuhan menghendaki demikian. Ikuti saja alurnya, jika ini bukan jalan terbaik, Tuhan akan mempersulitnya, tapi jika ternyata semuanya berjalan lancar, maka inilah mau-Nya Tuhan.
Melupakan sosok itu, dan berusaha mengingat dia yang belum pernah kukenal serta belajar menerimanya. Baiklah Tuhan, jika ini kehendak-Mu, akan kucoba memainkan skenario kehidupan yang telah Kau tulis untukku. Mungkin banyak yang mengalami hal seperti ini, bukan hanya diriku, tapi dirinya, mereka dan siapa pun yang sedang mengalami keresahan luar biasa di hatinya. Mari mencoba bersama-sama untuk menerima segala takdir kehidupan kita. Saya pun masih mencobanya.
read more »

Senin, 22 April 2013

Ini Museum Digitalku, Mana Museum Digitalmu?

Museum. Apa yang terlintas di pikiran kita saat kata tersebut kita baca atau dengar? Saya pribadi akan mengingat masa-masa sekolah dulu, saat mengikuti kegiatan study tour, yang seringkali mengunjungi berbagai museum, dan mengerjakan tugas terkait mata pelajaran tertentu di museum yang dikunjungi. Intinya museum secara sederhana menurut  saya, adalah suatu tempat penyimpanan benda-benda bersejarah, baik sejarah yang bersifat nasional, internasional, serta didirikan dan dikelola oleh pemerintah atau oleh pihak swasta yang memiliki dana untuk memamerkan koleksi pribadinya pada masyarakat.

Namun, tidak harus menjadi orang terkenal atau memiliki harta melimpah terlebih dahulu, untuk memiliki semacam museum pribadi. Ini menurut saya loh, karena setelah beberapa bulan belakangan aktif nge-blog, ternyata blog itu bisa dikatakan sebagai sebuah museum digital milik pribadi atau kelompok jika sebuah blog dibuat untuk suatu komunitas atau kelompok tertentu. Terutama sebuah blog pribadi, yang sedikit banyak menceritakan tentang kisah hidup Sang Blogger. Menceritakan berbagai pengalaman hidup yang mungkin saat ini belum tampak manfaatnya, tapi suatu saat jika diperlukan maka kisah itu bisa dijadikan rujukan untuk orang lain yang ingin mengetahuinya. Juga dokumentasi ingatan kalau suatu saat kita mengalami amnesia alias lupa ingatan (waduh, korban sinetron nih).

Contohnya, saat ini saya bukanlah siapa-siapa, dan belum bisa dikatakan menjadi orang yang hebat, atau berguna bagi nusa, bangsa, dan agama. Tapi siapa tahu di masa depan, saya bisa melakukan beberapa hal yang memancing banyak orang ingin mengetahui sekelumit kisah hidup atau karya apa saja yang pernah saya buat. Maka, tidak perlu susah-susah mencarinya dan tanpa memerlukan biaya banyak untuk transportasi dan pulsa telepon. Cukup bermodalkan internet, yang sudah semakin murah (katanya) atau bahkan gratis dengan beberapa ketentuan, kemudian berselancar di internet dan temukanlah blog ini. Maka orang-orang akan tahu sedikit gambaran tentang siapa saya di masa lalunya. Kalau pun belum ada hal bermanfaat yang bisa saya lakukan, setidaknya saat nanti saya sudah tiada mereka yang belum sempat mengenal lebih dekat dengan diri ini, bisa membaca beberapa tulisan sebagai warisan yang bisa ditinggalkan untuk mereka yang memerlukannya.

Jadi, untuk memiliki sebuah mueseum pribadi, tidak perlu memiliki modal banyak. Tidak harus menemukan lokasi tanah atau bangunan yang akan disulap menjadi museum. Tidak perlu bingung memutuskan berapa tarif yang akan dikenakan pada para pengunjungnya, karena proses pembuatan museum digital ini juga bisa gratis. Kalaupun ingin memiliki website pribadi yang berbayar pun, tidak memerlukan biaya sebanyak museum fisik.

Jadi, tunggu apa lagi? Yuk, kita buat museum pribadi kita, walaupun masih berbentuk digital dan gratisan. Walaupun tidak setiap hari bisa memperbarui tulisan atau berbagi hal menarik dari hidup kita, tapi setidaknya kalau dilakukan rutin terus menerus seumur hidup, salah satu manfaatnya adalah mengurangi risiko dari kepikunan. Karena proses menulis, akan membuat otak kita terus terasah mengingat suatu hal, memikirkannya, dan selanjutnya mengeluarkannya dalam sebuah tulisan.

Ini Museum Digitalku, Mana Museum Digitalmu?
read more »

Sabtu, 20 April 2013

Penulis Spesialis Kematian

Entah obsesi atau suatu refleks tertentu yang tidak disadari ketika melakukan setahap demi setahap dalam rangkaian aktivitas menulis, ada satu hal yang sering terjadi dan baru disadari. Yaitu memasukkan kata mati, kematian, meninggal, atau apapun terkait ajal atau maut. Di beberapa tulisan saya, baik fiksi atau non fiksi, mungkin ada lebih dari lima tulisan memuat unsur tersebut, segala hal yang berhubungan dengan kematian. Mau jadi penulis spesialis kematian ya? Ngaco, emang ada apa istilah kayak gitu.

Ada apa? Tanpa diniatkan sebelumnya, hanya saja setiap kali kata tersebut muncul di pikiran, ya otomatis saya masukkan dalam artikel terbaru di blog ini. Begitu juga dengan beberapa karya cerpen (meski mungkin belum bisa dianggap cerpen oleh para penulis fiksi yang sudah mumpuni di bidangnya) yang pernah saya buat beberapa tahun belakangan ini. Selalu saja ada tokoh yang meninggal, hampir meninggal, atau baru saja berniat untuk mengakhiri hidupnya, meski gagal karena belum waktunya Sang Pencabut Nyawa bertugas.

Bohong jika saya mengelak pernah memikirkan kematian diri sendiri, yang entah kapan datangnya. Sedikit banyak tentu sebuah tulisan fiksi pun, akan mencerminkan beberapa hal yang ada di kepala penulisnya. Kecuali untuk penulis yang benar-benar jenius menciptakan sebuah dunia khayal yang murni tidak terinspirasi dari pengalaman atau persepsi pribadi penulisnya. Begitu juga dengan diri ini yang sempat memikirkan (beruntung belum melakukan) hal bodoh nan konyol untuk mencapai sebuah kematian.

Padahal sudah diajarkan sejak dulu, bahwa kematian itu hanya Tuhan yang tahu waktunya, saat itu tiba maka Tuhan akan mengutus malaikat pencabut nyawa menjemput kita. Di mana pun, kapan pun, dan apa pun aktivitas yang saat itu sedang kita lakukan. Ya, ketika emosi menguasai diri ini untuk bertindak konyol, maka sisi lain dari diri kita yang disebut akal akan mengingatkan apa-apa saja yang pernah dipelajari. Salah satunya adalah bunuh diri dengan alasan apapun tidak akan membuat kita memiliki peluang masuk ke surga-Nya. Terima kasih Tuhan telah mencegahku melakukan hal bodoh itu.
read more »

Rabu, 17 April 2013

Rasa Rindu Atau Pertanda?

Seumur hidup, belum pernah mengalami hal-hal yang berulang selama kurun waktu dua minggu terakhir ini. Yaitu berkali-kali mata ini pas banget melihat penunjuk waktu (digital di laptop atau ponsel), yang orang sebut dengan jam kembar. Yaitu pengulangan angka yang sama pada angka penunjuk satuan jam dan menitnya. Kalau hanya sekali dua kali tentu tidak membuatku penasaran. Tapi ini sudah lebih dari lima kali dalam waktu kurang dari dua minggu. Firasat apa ya ini?

Kira-kira seperti ini urutannya dimulai sejak tanggal 3 April - 16 April 2013:
1. 08:08 WIB tanggal 3 April.
2. 00:00 WIB tanggal 7 April.
3. 10:10 WIB lupa tanggalnya.
4. 00:00 WIB lagi.
5. 02:02 dilihat dari laptop (maksudnya sih siang alias 14:02 WIB).
6. 07:07 WIB tanggal 16 April (sesaat sebelum blogwalking kemarin).
7. 20:20 WIB tanggal 16 April.
8. Lainnya meski tidak kembar tapi menunjukkan angka unik seperti; 01:23, 14:41; 20:06, dll.

Karena penasaran, goggling deh dan menemukan di blog tetangga (terima kasih infonya) yang mengulas sedikit tentang mitos mengenai makna dari jam kembar yang kita lihat. Ehm, ada yang cocok enggak ya? Kasih tahu enggak ya? Mau tahu aja atau mau tahu banget? Eh, malah ngaco. Intinya cukup sekedar tahu mitos yang beredar tentang hal ini, masalah benar atau tidaknya, kembali kepada Tuhan Yang Maha Tahu segalanya. Anggap saja kejadian dua minggu belakangan ini, hanya sekedar untuk lebih mewarnai hidup, supaya kisahnya tidak monoton. Terutama menambah cerita yang bisa dibagi di blog.

read more »

Just Telling...

Ada yang bilang kalau sebaiknya kita tidak perlu menceritakan sebuah mimpi yang tidak baik. Sebaliknya jika bermimpi hal-hal yang baik, tidak ada larangan untuk menceritakannya pada orang lain. Dengang pengecualian hanya orang-orang tertentu yang dianggap dipercaya untuk mengetahuinya.

Tapi kadang sebelum menceritakannya pada orang lain, kepikiran mana yang termasuk mimpi baik atau mimpi kurang baik. Soalnya sesekali jika bermimpi hal yang berkesan (senang atau sedih) tidak serta merta menceritakan pada orang lain. Jika ada kesempatan, goggling terlebih dulu dari internet. Ternyata kadang maksud mimpi itu kebanyakan berlawanan dengan mimpi yang dialami. Maksudnya saat kita bermimpi hal yang dianggap membahagiakan, justru dianggap sebagai tanda akan suatu kemalangan yang mengintai. Jadi maksudnya mimpi baik atau mimpi kurang baik, itu dinilai dari alur kejadian dalam mimpi atau dari artinya ya?

Ya memang tidak semua mimpi yang kita alami memiliki arti, bahkan sebagian besarnya mungkin hanya sekedar 'film pendek' yang diputar (oleh Tuhan atau makhluk lain) selama kita tertidur. Tapi sedikit banyak, tentu kita bisa merasakan mana mimpi yang hanya sebatas 'bunga tidur' dan mana yang setidaknya menyiratkan sebuah pesan untuk kehidupan kita.

Selama ini memang tidak terbiasa menceritakan mimpi yang dialami ke orang lain, kecuali jika suatu saat terbukti ada kejadian yang berhubungan dengan mimpi itu, terjadi di dunia nyata. Tapi lebih sering menyimpannya dalam hati, karena besar kemungkinan reaksi orang akan beranggapan negatif jika sering kuceritakan banyak hal yang terjadi berhubungan dengan mimpi-mimpi itu.

Tapi, kadang juga ada perasaan aneh saat suatu mimpi yang teramat sangat aneh tapi terasa begitu nyata dialami. Terlebih jika mayoritas penyampai informasi di internet sepakat mengenai arti mimpi tersebut yang mengarah kepada suatu hal yang disebut kematian. Memang tidak sepatutnya terlalu dipikirkan, tapi jika tidak ada yang bisa diajak bicara, bukankah menimbulkan resah selama beberapa waktu? Semoga tidak terjadi apa-apa dengan orang lain. Tidak masalah jika maut itu menghampiriku, asal bukan mereka. Aamiin.
read more »

Kamis, 11 April 2013

Feeling Comfortable With Blogspot

Tidak banyak akun media sosial yang saya punya, saat ini cukup Facebook dan Twitter. Keduanya pun sudah termasuk jarang digunakan, kecuali sesekali untuk mempublikasikan tulisan baru dari blog. Dulu sewaktu zaman tren Friendster juga pernah punya akunnya, tapi sejak kemunculan Facebook dengan tampilan yang lebih menarik, maka akun Friendster pun terlupakan begitu saja.

Tidak dapat dipungkiri Facebook sampai saat ini, amat sangat membantu dalam menjalin silaturrahim, khususnya antar teman atau saudara yang sudah lama tidak bertemu. Bahkan pernah ada kisah keluarga yang belasan atau puluhan tahun terpisah, akhirnya bertemu kembali berkat Facebook.

Kali ini bukan membahas salah satu dari media sosial tersebut. Tapi lebih kepada kecenderungan kecocokan diri saya, yang baru disadari belum lama ini. Apakah itu? Ternyata saya cenderung lebih cocok atau nyaman menjadi seorang blogger di Blogspot. Karena tidak ada batasan karakter yang akan saya publikasikan. Seperti saat awal membuat akun Twitter, dan masih lumayan aktif 'berkicau' tentang beberapa hal yang saya pikirkan. Ternyata seringkali saya harus kembali menghapus banyak huruf saking melebihi batasan yang telah ditetapkan Twitter. 140 karakter per 'kicauan.'

Facebook pun sebenarnya memungkinkan untuk kita update status dengan banyak karakter, atau menulisnya di kolom 'Note' jika ingin menulis sebanyak apa pun yang kita inginkan. Tapi rasanya mulai kurang nyaman ketika harus menulis panjang-panjang di Facebook. Karena mungkin saja ada orang yang merasa terganggu dengan update status kita yang super panjang, di halaman beranda Facebook-nya. Menulis di kolom 'catatan' Facebook pun, akan jarang yang membacanya terkecuali jika kita menandai nama seseorang di tulisan tersebut. Padahal, lagi-lagi belum tentu yang ditandai itu berkenan untuk membacanya atau beberapa mungkin tidak sempat sekedar meng-klik-nya karena terlalu banyak 'Notifications' di akunnya.

Maka, kesimpulan saya bagi kita yang suka berbagi kisah atau sekedar tulisan pendek (menurut kita, tapi menurut orang lain termasuk tulisan panjang), marilah beralih ke blog. Apapun domainnya, gratis atau pun berbayar. Tapi untuk yang masih pemula dan belum punya banyak waktu nge-blog seperti saya sih, mulai dulu dengan yang gratis. Apalagi belum bisa menjadikan blog sebagai sumber penghasilan.

Di blog, saya bisa berbagi hal apa pun, tanpa mengganggu orang lain. Syukur-syukur ada yang merasa senang dengan tulisan yang saya buat. Apalagi jika dapat membantu para pencari informasi di Google, mendapatkan jawaban dari segala macam pertanyaan mereka. Kemudian satu keuntungan lagi dari nge-blog, adalah kelak tulisan kita bisa abadi di dunia maya. Walaupun diri kita sudah tidak update tulisan lagi, atau bahkan jika masa hidup kita sudah habis sekalipun, orang lain dari berbagai penjuru dunia masih dapat membaca hasil buah pikiran kita. Keep blogging all ^_^.
read more »

Inikah Namanya Lucid Dream?

Apa iya, yang kualami beberapa tahun terakhir ini, bisa dikatakan sebagai Lucid Dream? Menurut berbagai sumber, kurang lebih definisinya yaitu kondisi saat kita menyadari bahwa peristiwa yang "seolah" nyata itu adalah mimpi, serta dapat kita atur alurnya. Begitulah kira-kira sejak pertama kalinya mimpi gigi ompong, setiap kali bermimpi terasa nyata walau dalam hati menyadari bahwa itu semua tidak terjadi di dunia nyata. Tapi memang tidak bisa sampai pada tahap berniat mimpi tentang suatu hal sebelum tidur, bahkan mengatur apa yang akan dilakukan oleh "lawan main". Hanya sebatas bisa memikirkan hal yang akan dikatakan atau dilakukan diri sendiri dalam alam mimpi.

Katanya juga, Lucid Dream dapat mengatasi mimpi buruk yang sering menghantui. Memang sih, sejak mulai menyadari beberapa kali mengalami mimpi yang seperti itu, jadi jarang bermimpi buruk. Selanjutnya mimpi yang mungkin berupa Lucid Dream itu, berkisar antara hubunganku dengan orang lain (baca: hampir semuanya sedang mengobrol santai atau mendiskusikan berbagai masalah). Walaupun lebih sering malah bertemu orang yang tidak dikenal atau sudah lama tidak dijumpai di kehidupan nyata. Kadang-kadang malah bertemu artis atau orang terkenal lainnya, dan di mimpi tersebut mereka seperti halnya orang yang sudah kukenal secara akrab tanpa menganggap mereka seorang public figure.

Lebih anehnya lagi, kadang jika terbangun di tengah mimpi, dan kembali melanjutkan tidur, sesekali kembali bermimpi seolah lanjutan mimpi yang terputus. Memang kadang lokasi atau para pelakunya tidak selalu sama dengan mimpi yang terputus sebelumnya, tapi setidaknya gambaran umumnya bisa menjawab minimal satu pertanyaan yang muncul saat mimpi tersebut terputus.

Tapi meski seolah hal nyata sekalipun, keesokan harinya tetap saja tidak bisa benar-benar mengingat detail alur kejadian demi kejadian yang dialami. Selalu saja ada poin yang terlupa. Walaupun untuk mimpi yang sangat berkesan, bisa saja kuingat detailnya dengan jelas. Meski kadang merasa sedikit meredakan stres, tapi kalau keseringan mengalami mimpi yang aneh tapi seolah nyata itu, lelah juga. Apalagi sekarang nyaris setiap hari bisa bermimpi. Memang seharusnya tidak usah dipikirkan, tapi kalau setiap hari memimpikan hal yang nyaris sama berulang kali, bukankah secara otomatis jadi pikiran juga.

Tapi, bisakah Lucid Dream dihentikan? Sepertinya lebih nyaman jika lebih sering tertidur dengan tenang tanpa mimpi. Yang ada hanya sunyi, gelap, dan lelap tidur sampai waktunya mata terbuka kembali.
read more »

Selasa, 09 April 2013

Ternyata Ngidam Bukan Mutlak Milik Bumil

Sejak dua hari yang lalu, entah mengapa tiba-tiba ingin cemilan serba cokelat. Ditambah lagi melihat iklan es krim merek Cornett* varian Black & White, yang benar-benar full of chocolate. Dua jenis pula, dark chocolate dan white chocolate, tanpa kacang, selai rasa buah, atau topping lainnya selain butiran choco chips. Intinya lagi 'ngidam' cokelat. Aneh, padahal nikah saja belum, apalagi hamil, kok bisa ngidam ya?

Pernahkah anda mengalami hal serupa, khususnya para perempuan yang sedang berada di masa PMS. Alias masa-masa menjelang si 'tamu bulanan' mau mengunjungi kita. Kadang tiba-tiba ingin makan bakso atau mi super pedas, menyantap buah-buah asam lengkap dengan bumbu rujaknya, ngemil cokelat batangan atau makanan manis lainnya, atau berbagai jenis makanan atau minuman yang tidak bisa kita santap setiap hari.

Akhirnya sore ini kesampean juga titip es krim Cornett*, ke adik sepulang kuliah. Tapi sudah malam, bisa jadi dimakan besok atau nanti akan dijadikan cemilan sebelum tidur. Waduh enggak takut gemuk nih? Justru sebaliknya, belakangan ini dikritik Mama kalau saya terlihat kurus-an. Memang timbangan juga berkata demikian. Sejak setelah bulan puasa tahun lalu, perlahan tapi pasti berat badan saya menyusut. Padahal sebelum Ramadhan tahun lalu sempat menggemuk, mencapai angka 47 kg setelah bertahun-tahun hanya bisa mencapai berat badan 41 kg. Setelah puasa tahun lalu hingga terakhir menimbang (2 hari lalu), jarum penunjuk berada di angka 42 kg. Pantesan pakaian sehari-hari terasa lebih longgar.

Padahal sama sekali tidak disengajakan untuk menurunkan berat badan, apalagi terobsesi jadi super kurus. Ngemil pun lancar-lancar saja, sama sekali tidak ditahan saat merasa lapar di luar jam makan pagi, siang, atau malam. So, my weight get down automatically Mom. I don't diet for eliminate my weight. Hehe, sempat disuruh makan yang banyak sama Mama, biar badanku agak berisi. Oke lah kalau begitu, malam ini kita hajar nasi goreng buatan sendiri, dan dilanjutkan sebelum tidur menyantap satu cone es krim full of chocolate. Yummy ^_*.
read more »

Senin, 08 April 2013

Dipilih, Dipilih, Dipilih Tulisannya!

Punya halaman blog itu, layaknya para pedagang yang buka toko dengan berbagai jenis barang dagangan. Bedanya, di blog tidak semua hasil akhirnya selalu dinilai dengan uang. Tapi apapun jenis blognya, kepuasan seorang blogger adalah saat mengetahui tulisannya masih memiliki pembaca. Minimal setiap hari ada satu pengunjung blog. Syukur-syukur jika pengunjungnya mencapai jumlah puluhan, ratusan, bahkan ribuan per harinya.

Seperti blog ini, pada awalnya sama sekali tidak terbayangkan akan mendapat kunjungan setiap harinya, apalagi dengan jumlah yang fantastis. Karena niat awal memiliki blog pribadi, hanya untuk mengamankan tulisan-tulisan yang semula tersimpan di laptop, dari risiko terhapus atau terinfeksi virus. Tujuan lainnya untuk menuntaskan rasa penasaran apa itu blog, terutama setelah sekian lama berselancar di internet, dan menemukan bahwa banyak sekali penduduk bumi yang membuka "lapak" blog pribadinya.

Ternyata seiring berjalannya waktu, ditambah kekonsistenan untuk meng-update tulisan dan blogwalking ke "lapak" blogger lain (beberapa waktu terakhir memang jarang update dan blogwalking sih), sekitar 30 pengunjung sudah menjadi jumlah minimal per harinya. Sedangkan jumlah maksimalnya pernah mencapai angka 95. Ya, pasti tidak semuanya benar-benar membaca karena bisa saja hanya terpaksa meng-klik, dan segera pergi karena informasi yang disajikan tidak sesuai harapan. Beberapa di antaranya ada yang kembali lagi membaca tulisan lainnya, dan banyak juga yang memutuskan tidak pernah datang lagi mengunjungi blog ini karena merasa isinya tidak menarik.

Begitulah, seperti pembeli yang jumlahnya tidak menentu, baik sekedar mampir atau benar-benar membeli barang yang dijual. Ada yang merasa puas dengan barang yang dibeli, dan suatu saat kembali lagi ke toko tersebut, biasa disebut juga pelanggan. Ada pula yang kecewa dengan kualitas barangnya, dan tidak akan pernah lagi belanja di toko itu.

Bagaimana pun itu, kembali pada selera masing-masing individu. Ada pengunjung yang menyukai tulisan kita atau merasa terbantu mendapatkan informasi penting, ada juga yang merasa bosan dan muak pada tulisan kita karena berbagai alasan. Itu sah-sah saja, apalagi untuk ukuran blog pribadi yang sudah tentu empunya blog, bebas menuangkan segala pendapatnya di halaman "lapak"-nya sendiri. 

Jadi, sedikit atau banyak jumlah pengunjungnya, bukan hal terpenting meski memang menjadi salah satu nilai sebuah blog di dunia maya. Yang terpenting adalah kesungguhan kita sebagai blogger untuk melakukan aksi di berbagai bidang, dengan memulainya lewat tulisan, foto, video, atau apapun yang dapat dibagi melalui sebuah blog. Keep blogging ^_^!
read more »

Selasa, 02 April 2013

It's Me, alaNila.

Dear blogger, apa kabar? Kalau saya sejujurnya dalam keadaan kurang baik, karena sedang mengalami radang tenggorokan sejak kemarin sore. Walau perut lapar dan ingin mengonsumsi berbagai jenis makanan, tetap saja ujung-ujungnya hanya bisa makan sedikit. Itu pun disertai rasa sakit saat berusaha menelan makanan atau minuman. Semoga anda semua dalam keadaan sehat wal'afiat. Aamiin.

Sudah lama sepertinya tidak meng-update tulisan di sini. Karena ada beberapa hal yang cukup menyita tenaga dan pikiran saya sehingga mood nge-blog pun agak terganggu. Kali ini saya akan mencoba kembali berceloteh di blog, yang belum lama ini saya edit judulnya dengan penambahan kalimat yang dirangkai oleh seorang alaNila.

Siapa tuh alaNila? Bisa dikatakan itu adalah nama pena saya, setelah beberapa tahun memikirkan nama pena apa yang cocok, tapi belum ada yang sesuai. Sebenarnya sih, enggak terlalu spesial, karena hanya ditambahkan kata "ala", yang menunjukkan ke-khas-an milik seseorang. Tapi kata tersebut saya sambungkan dengan nama Nila, supaya agak terlihat seperti sebuah kata yang menunjukkan satu nama tertentu.

Kalau dipikir-pikir alaNila juga bisa dijadikan singkatan dari nama alamat email saya di Yahoo, "amalianila". Hehe bingung kah? Atau berpikir saya terlalu maksa? Enggak masalah, karena saya sendiri juga tidak mengalami proses yang ter-amat serius saat memikirkan nama tersebut. Tiba-tiba saja seperti ada bisikan dari nurani untuk mulai memakai nama tersebut dalam beberapa kalimat atau tulisan utuh yang saya buat. Setidaknya saat ini saya sudah punya satu nama pena, yaitu alaNila. Bukan tidak mungkin kedepannya akan ada nama pena lain yang saya gunakan.

Walaupun sudah beberapa lama saya gunakan nama pena tersebut, tapi hari ini, di blog ini, saya resmikan nama tersebut sebagai milik saya. Hehe semoga saja belum ada yang memakainya, kalau pun ada, ya tidak apa-apa. Toh, saya belum menjadi seorang penulis terkenal. Hanya seorang blogger yang berusaha menghasilkan tulisan orisinal di setiap artikel yang dipublikasikan di sini. Maka alaNila adalah saya, Nila Amalia Husna. Terima kasih :).
read more »