Wuiiih, lama tidak memperbarui artikel di sini. Maklum saja selain kondisi tubuh yang lebih cepat lelah, kebetulan sekitar dua minggu yang lalu baru saja balik dari kampung orang tua, sekaligus sempat tiga hari dua malam menginap juga di rumah ibu mertua. Pulang kampung tersebut dalam rangka haul (peringatan kematian) dari Mbah (ortu Ayah) dan juga Mbah-nya suami (meski belum sempat kenal dengan beliau, tapi saat ini juga merupakan Mbah saya juga).
Otomatis banyak bertemu saudara-saudara, full silaturrahim, dari yang kenal akrab sampai yang samar-samar kenal hanya wajahnya tapi lupa namanya, atau apa hubungan kekerabatan kami (maklum keluarga besar). Selain pulang dibawain banyak oleh-oleh berupa makanan, minuman, buah dan sayur mayur (Alhamdulillah, kebetulan sembako lagi mahal-mahalnya), ada satu lagi oleh-oleh yang baru saya dapatkan saat perjalanan pulang di jalur Pantura. Yaitu mulai terasa beberapa gejala yang menjurus ke arah batuk dan pilek. Seperti tenggorokan kering dan tidak nyaman saat menelan, hidung mulai gatal, pusing-pusing, dan nafsu makan menurun (ini yang paling membuat saya takut si janin kurang nutrisi). Mungkin selain karena kecapekan, juga karena hampir selama seminggu sejak pulang kampung, nyaris setiap malam berada di perjalanan/terkena angin malam karena padatnya acara keluarga.
Benar ternyata, esoknya sampai di rumah saya mengalami batuk dan pilek yang cukup berat. Beberapa menit sekali, mata dan hidung mengeluarkan cairan, disertai batuk berdahak tapi sulit mengeluarkannya. Kepala rasanya berat sampai lebih banyak waktu saya habiskan untuk berbaring. Mau minum obat, tapi khawatir calon bayinya nanti kenapa-kenapa. Jadi memang hanya perlu waktu lebih untuk istirahat dan stop dulu minum air dinginnya. Padahal selama pulang kampung jadi jarang minum air dingin, dan sudah diniatkan sekembalinya ke rumah nanti mau balas dendam memuaskan ngidam minum air dingin.
Alhamdulillah hari ini hampir sembuh, hanya menyisakan batuk tidak berdahak sesekali. Oh iya, Alhamdulillah kami (saya dan calon ananda) sudah mulai mencoba puasa sejak hari pertama lalu, namun kemarin di hari keempat akhirnya batal saat jam masih menunjuk angka setengah sebelas. Karena pusing hebat dan mual yang membuat saya harus membatalkan puasa, terutama demi calon bayi yang sedang saya kandung ini. Memang selama puasa belum sempat cek ke dokter kandungan, baru rencana sore nanti. Sedikit dag dig dug mau ketemu dokter ba'da Ashar nanti, karena beberapa minggu lalu nafsu makan saya turun, semoga janinnya kuat dan sehat.
Ada dilema saat Bumil/Busui ikut menjalankan puasa, dan bimbang saat harus lanjut atau stop puasa ketika kondisi tubuh mulai melemah. Di satu sisi takut merasa dosa pada Allah karena meninggalkan kewajiban, tapi di sisi lain juga takut jika memaksakan diri puasa malah bisa membahayakan ananda yang masih butuh asupan nutrisi melalui bundanya. Insya Allah nanti di bulan Syawal nanti bisa mengganti puasa yang bolong itu.
Bismillah, kita coba puasa bareng-bareng ya Nak, terima kasih beberapa hari ini sudah bantu Bunda berpuasa. Love you dear :).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar