Memasuki bulan kesembilan (kalau hari ini sudah lebih, tepatnya sekitar 9 bulan lebih satu minggu atau 37 minggu). Masa dimana kata bidan yang mengajari senam hamil, adalah saat sebenarnya janin sudah siap untuk dilahirkan. Namun, maksimal 40 - 42 minggu pun masih ada janin yang 'masih betah' tinggal di tempat ternyaman, yaitu rahim bunda.
Beberapa waktu lalu juga kakak ipar saya yang usia kandungannya hampir sama, bahkan sudah melahirkan putra keempatnya. Semakin mengingatkan bahwa kurang dari satu bulan lagi saya juga mengalaminya. Kalau jadwal kunjungan ke dokter lagi (seandainya belum waktunya melahirkan) maka minggu depan dokter menyarankan saya untuk periksa dalam. Pemeriksaan dalam melalui vagina, menurut beliau bertujuan untuk mengetahui seberapa luas lebar panggul dan mungkin juga memeriksa apakah kepala janin sudah benar-benar di posisi yang seharusnya, jika ingin melalui persalinan normal.
Sejak usia kehamilan 32 minggu, saya memutuskan pindah dokter, meskipun sebenarnya dengan dokter yang pertama bisa dikatakan sudah cocok. Hal ini dikarenakan beberapa pertimbangan, maka saya memilih Rumah Sakit lain sebagai tempat melahirkan nanti, maka sebagai perkenalan dan memasukkan data rekam medis kehamilan, saya pun memilih salah seorang dokter, yang banyak direkomendasikan juga oleh para Bumil sesama peserta senam hamil. Alhamdulillah, sepertinya tipe-tipe dokter kandungan yang sebelum dan yang kali ini saya pilih, hampir sama. Yaitu ramah, sabar, santai, dan memotivasi untuk bisa melakukan persalinan normal, satu lagi tidak terlalu loyal memberi resep vitamin. Secukupnya saja, sesuai kondisi kesehatan pasiennya.
Minggu lalu saat di-USG, dokter mengatakan bahwa berat janinnya sudah mencapai 2,5 kg dengan jumlah air ketuban cukup serta bening, dan plasenta yang berada di tempat yang baik. Hanya saja meski posisi kepala janin sudah di bawah, kepalanya masih 'men-dangak' belum menunduk, sebagai posisi yang baik saat persalinan nanti. Jadi harus lebih banyak jalan kaki, senam hamil, dan aktivitas lainnya.
Entah dua minggu lagi, minggu depan, lusa, atau bahkan hari ini setelah saya menulis sebuah artikel di blog pribadi ini, si janin bisa kapan saja minta dilahirkan (kalau kontraksi palsunya memang sudah beberapa kali merasakan, tinggal tunggu kontraksi sebenarnya saja). Dan gelarnya pun berganti dari janin menjadi seorang bayi, dan dia akan menjadi anak dari seorang bunda bernama Nila Amalia Husna, juga junior dari seorang Ayah/Abah/Bapak/Abi atau apapun nanti sebutannya dari seorang Moh. Abdul Hakim.
Nak, kapan pun kamu lahir nanti, kita sama-sama berjuang ya. See you soon dear :).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar