Gimana, Beneran Sinetron Indonesia Rasa Drakor Bukan?

Mau nahan nulis kok di kepala banyak yang ingin diungkapkan ya... Lagian sudah lama juga tidak absen di blog. Kebetulan ada idenya beberapa hari ini mengendap, dan mending kita luapkan di blog sambi latihan merangkai kalimat lagi.

Ikatan Cinta (IC). Sinetron Indonesia yang sedang viral belakangan ini. Selain ditayangkan di waktu prime time, alur cerita yang katanya dianggap beda dengan sinetron Indonesia pada umumnya jadi bikin nambah penonton. Apalagi pemilihan aktornya pun punya kualitas yang tidak main-main.

Apalagi masa pandemi begini, banyak yang WFH, makin sedikit yang jam segitu keluar rumah buat nge-mall dll efek ada pemberlakuan jam malam, makin sedikit yang menonton di bioskop akhirnya mulai lebih sering pantengin TV lagi.

Banyak yang baper sama kisahnya, wajar menurut saya. Memang hanya sinetron tapi ceritanya sangat menyentuh banyak orang terutama emak-emak atau wanita yang sudah menikah.

Yang saya soroti adalah tentang perjuangan mempertahankan rumah tangga meski di dalamnya banyak duka juga masalah. Selalu ada upaya sekuat hati dan tenaga mempertahankan karena pernikahan bukanlah sekedar hubungan pacaran yang jika putus konflik selanjutnya belum melibatkan dua keluarga besar.

Tiada manusia yang sempurna. Pun dengan peran protagonis sekalipun. Terbukti di alur cerita yang mana pemeran protagonisnya dianggap netizen salah ambil keputusan, komentar netizen pun ada yang menyalahkan ybs. Ya sinetron itu makin sukses ketika makin bikin baper penontonnya, jadi bikin penasaran dan akan terus nonton berharap ending sesuai harapan.

Banyak pelajaran sih dari sinetron tersebut. Hubungan antar pasangan, anak-ortu, menantu-mertua, bos-karyawannya, jadi bikin semua perannya kuat. Tidak melulu fokus 2 pemeran utama saja. Pola yang bikin kita betah juga kan kalau nonton drakor misalnya. Nah itu, katanya sih IC ini sinetron dalam negeri rasa drakor. Gimana setuju enggak gaesss?????