Daisypath - Personal pictureDaisypath Anniversary tickers

Rabu, 19 November 2014

Two Weeks to the Due Date

Dua hari terakhir sempat lebih cemas plus was-was di minggu ke-38 ini. Selain sesekali merasakan kontraksi yang ternyata masih kontraksi palsu, Mama juga menyatakan mungkin sekitar sehari atau dua hari kemarin itu bisa saja sudah waktunya melahirkan. Beliau menyatakan hal demikian berdasarkan penglihatannya mengenai penampakan perut saya.

Tapi, sekarang sedikit lebih tenang setelah tadi siang melakukan pemeriksaan ke dokter. Dokter menyatakan bahwa mungkin masih sekitar dua minggu lagi, sesuai Hari Perkiraan Lahir (HPL)-nya yaitu tanggal dua Desember. Namun, untuk pemeriksaan berikutnya sebaiknya dilakukan seminggu dari hari ini, untuk lebih memastikannya. Yang jelas kemungkinan besar belum waktunya persalinan dalam beberapa hari ini, karena menurut dokter posisi kepala si calon bayi yang belum benar-benar turun. Hehe ketahuan deh masih malas alias kurang gerak. Dokter menyarankan lebih sering jalan kaki setiap pagi dan sore, serta berlatih jongkok-berdiri. Selama ini sih (setidaknya dua minggu terakhir) rutin ikut kelas senam hamil, tapi malas mempraktekkannya sendirian di rumah. Kurang mood-nya kalau sendirian :) #Alesan

Alhamdulillah kondisi calon bayi sehat sejauh ini, dengan berat 2,604 gram kemudian posisi plasenta yang bagus, juga air ketuban yang cukup serta bening. Dokter juga menyarankan untuk tetap mengonsumsi banyak air putih, kalau ini sih enggak perlu disuruh memang bawaannya haus melulu, makanya minum terus. Meski efeknya lebih sering buang air kecil juga enggak apa-apa deh, daripada kondisinya nge-drop kan? Bukan apa-apa, sepertinya memang berasa pusing kalau kurang minum, sama efeknya seperti saat merasa pusing dan mual kalau menahan lapar. Sudah dulu ya, selamat malam dan selamat istirahat semuanya :).
read more »

Kamis, 13 November 2014

9 Bulan: Menghitung Hari

Memasuki bulan kesembilan (kalau hari ini sudah lebih, tepatnya sekitar 9 bulan lebih satu minggu atau 37 minggu). Masa dimana kata bidan yang mengajari senam hamil, adalah saat sebenarnya janin sudah siap untuk dilahirkan. Namun, maksimal 40 - 42 minggu pun masih ada janin yang 'masih betah' tinggal di tempat ternyaman, yaitu rahim bunda.

Beberapa waktu lalu juga kakak ipar saya yang usia kandungannya hampir sama, bahkan sudah melahirkan putra keempatnya. Semakin mengingatkan bahwa kurang dari satu bulan lagi saya juga mengalaminya. Kalau jadwal kunjungan ke dokter lagi (seandainya belum waktunya melahirkan) maka minggu depan dokter menyarankan saya untuk periksa dalam. Pemeriksaan dalam melalui vagina, menurut beliau bertujuan untuk mengetahui seberapa luas lebar panggul dan mungkin juga memeriksa apakah kepala janin sudah benar-benar di posisi yang seharusnya, jika ingin melalui persalinan normal.

Sejak usia kehamilan 32 minggu, saya memutuskan pindah dokter, meskipun sebenarnya dengan dokter yang pertama bisa dikatakan sudah cocok. Hal ini dikarenakan beberapa pertimbangan, maka saya memilih Rumah Sakit lain sebagai tempat melahirkan nanti, maka sebagai perkenalan dan memasukkan data rekam medis kehamilan, saya pun memilih salah seorang dokter, yang banyak direkomendasikan juga oleh para Bumil sesama peserta senam hamil. Alhamdulillah, sepertinya tipe-tipe dokter kandungan yang sebelum dan yang kali ini saya pilih, hampir sama. Yaitu ramah, sabar, santai, dan memotivasi untuk bisa melakukan persalinan normal, satu lagi tidak terlalu loyal memberi resep vitamin. Secukupnya saja, sesuai kondisi kesehatan pasiennya.

Minggu lalu saat di-USG, dokter mengatakan bahwa berat janinnya sudah mencapai 2,5 kg dengan jumlah air ketuban cukup serta bening, dan plasenta yang berada di tempat yang baik. Hanya saja meski posisi kepala janin sudah di bawah, kepalanya masih 'men-dangak' belum menunduk, sebagai posisi yang baik saat persalinan nanti. Jadi harus lebih banyak jalan kaki, senam hamil, dan aktivitas lainnya.

Entah dua minggu lagi, minggu depan, lusa, atau bahkan hari ini setelah saya menulis sebuah artikel di blog pribadi ini, si janin bisa kapan saja minta dilahirkan (kalau kontraksi palsunya memang sudah beberapa kali merasakan, tinggal tunggu kontraksi sebenarnya saja). Dan gelarnya pun berganti dari janin menjadi seorang bayi, dan dia akan menjadi anak dari seorang bunda bernama Nila Amalia Husna, juga junior dari seorang Ayah/Abah/Bapak/Abi atau apapun nanti sebutannya dari seorang Moh. Abdul Hakim.

Nak, kapan pun kamu lahir nanti, kita sama-sama berjuang ya. See you soon dear :).
read more »

Kamis, 09 Oktober 2014

Kala BUMIL Galau :(.

32 minggu alias delapan bulan sudah usia kandungan saya. Beberapa malam belakangan ini mimpi unik nan aneh. Diawali mimpi menyuapi dua anak laki-laki balita yang tidak tahu pasti atau  mengenal wajah mereka, kemudian di lain hari bermimpi menggendong seorang bayi perempuan tapi anehnya sudah bisa bicara meski dari postur tubuhnya seharusnya belum mampu bicara dengan lancar. Terakhir mimpi berbicara dengan orang tua yang menyarankan untuk melahirkan di RS 'U' dengan segala kelebihannya, tapi saya seperti ingin menyampaikan hal yang berlawanan dengan mengatakan di RS lain pun sama saja seperti itu.

Untuk mimpi yang terakhir mungkin memang diakibatkan kegalauan yang saya alami antara memilih RS 'U', RS 'H', atau memilih Bidan dekat rumah saat persalinan nanti. Rasa galau itu juga masih dibarengi juga dengan sedikit kekhawatiran dan dag dig dug, mengenai kapan saya akan benar-benar mengalami kontraksi (bukan kontraksi palsu) sebagai awal proses persalinan. Bukan kenapa-kenapa, tapi hanya takut ketika gejala itu muncul, saya tidak benar-benar menyadarinya, dan khawatir calon bayinya mengalami hal yang tidak diinginkan. Ya, wajar kan? Orang yang sudah hamil dan melahirkan lebih dari satu kali pun belum tentu prosesnya sama semua antara kehamilan pertama dan seterusnya. Apalagi ini untuk pertama kalinya saya mengalaminya? #Bunda-bunda yang lain begitu juga kan? :(.

Bismillah, mohon doanya semoga saya bisa mengendalikan perasaan dan segala pikiran negatif, serta bisa tetap santai dan menikmati bulan terakhir ini dengan baik. Semoga semuanya berjalan lancar sampai waktunya tiba. Selamat malam, salam sehat untuk semuanya :).

USG 30 Minggu, 1.515 gram.

read more »

Kamis, 04 September 2014

Late Post: Our First Anniversary

Hampir dua minggu terlambat dari tanggal 24 Agustus lalu. Tepat setahun sudah saya dan suami menjalani kehidupan rumah tangga, yang sebelumnya mungkin tidak pernah terbayangkan di benak kami masing-masing akan menjalani semua ini. Bukan hal mudah, tapi juga bukan sesuatu hal yang harus dihindari, karena Tuhan telah sangat baik memberikan segala nikmatnya, dalam masa-masa suka maupun duka.

Salah satu hal yang mungkin baru kami pelajari sedikit dari sebuah rumah tangga adalah, tidak ada bahagia dan duka yang abadi dalam biduk rumah tangga. Sama seperti hidup yang tidak mungkin luput dari masalah, rumah tangga juga tidak selalu mulus, selalu penuh canda tawa bahagia. Sesekali bingung, resah, cemas, atau bersedih saat menghadapi situasi sulit juga menjadi proses pembelajaran berharga untuk menjadi lebih dewasa. Mungkin pembelajaran menjadi dewasa dalam berbagai situasi, baru benar-benar terasa saat sudah berstatus istri/suami.

Jangankan pasangan yang menikah tanpa proses pacaran atau PeDeKaTe terikat dalam waktu lama, mereka yang mengalami pernikahan dengan status pacar atau tunangan bertahun-tahun pun bisa mengalami banyak hal mengejutkan di awal. Kami pun mengalami proses adaptasi yang agak rumit. Bukan hanya sekedar adaptasi antar kami berdua, tapi juga dengan keluarga besar kedua belah pihak (setidaknya hanya dalam pikiran dan ketakutan dalam hati kami masing-masing untuk berbaur dengan para anggota keluarga lainnya). Waktu itu mungkin karena masih canggung dan belum bisa saling terbuka, ketakutan seperti itu hanya dipendam. Alhasil seperti ada masalah mengganjal yang sempat membuat salah paham.

Namun, itu semua Alhamdulillah sudah terlewati dan kini kami sudah bisa saling berusaha terbuka atas segala hal, serta mencoba untuk saling melengkapi kekurangan masing-masing. Bukan kesempurnaan yang dicari, atau kesuksesan instan dalam segala aspek kehidupan yang menjadi prioritas utama. Tetapi bagaimana sama-sama belajar untuk menjadi pribadi yang lebih baik serta mau perlahan-lahan memulai semuanya dari nol.

Selain tentang masalah sebagai guru dalam sekolah kehidupan, satu hal yang kami sadari dari sebuah pernikahan, adalah Tuhan tidak pernah salah menentukan apa pun. Sosok yang tepat, waktu serta tempat yang tepat. Salah satunya mengenai calon keturunan kami, yang saat ini sudah hampir tujuh bulan ada di dalam kandungan saya. Banyak kerabat yang bahkan menikah beberapa bulan setelah kami, sudah melahirkan putra/putrinya saat ini. Sedangkan kami masih menunggu sekitar hampir tiga bulan lagi baru bertemu dengan sosok mungil itu. Mungkin ini waktu yang terbaik, saat kami sudah mulai bisa saling terbuka, dan menerima kehadiran pasangannya masing-masing (yang dulu mungkin kami anggap terlalu cepat). Mungkin Tuhan tidak ingin calon buah hati kami hadir saat orang tuanya masih menjalani hubungan seperti orang asing alias kurang akrab.

25 Minggu (19 Agt'14). Semakin aktif bergerak dan menendang dari dalam sana.
Intinya, terima kasih Tuhan atas semuanya. Juga atas anugerah calon anak kami, yang telah Engkau beri nyawa di rahimku pada satu tahun pernikahan kami. Semoga kelak kami menjadi orang tua yang baik, serta selalu menanamkan nilai-nilai dalam keluarga kecil kami. Semoga masalah apa pun kelak yang kami hadapi, bisa disikapi dengan kedewasaan, lapang dada, sabar dan syukur yang tidak pernah putus. Aamiin.
read more »

Senin, 11 Agustus 2014

Pantesan Berat ^_*

Lupa kapan terakhir menimbang berat badan, tapi kalau sebulan lalu itu BB (Berat Badan) saat pemeriksaan kehamilan di RSIA Hermina Ciputat, berada di angka 49,65 Kg. Kemudian kalau tidak salah saat pertengahan bulan puasa sempat turun sedikit dan akhirnya lupa sampai hari ini baru menimbang BB lagi.

Wow, sudah bergeser ke angka 53 lebih sekian (hampir 54 Kg) berat badan saya sekarang. Dapat dikatakan sejak awal kehamilan sampai saat ini sekitar 7 - 8 Kg sudah BB saya mengalami kenaikan (usia kandungan tepat enam bulan). Mungkin pasca lebaran selain pola makan berubah dari saat puasa, mau tidak mau saya mengonsumsi banyak asupan gula dari berbagai jenis makanan dan minuman yang disuguhkan saat bertamu ke rumah sanak saudara.

Meski banyak yang menyediakan air putih, tapi masih juga disuguhi minuman manis seperti sirup, sari buah kemasan, atau teh manis (beberapa di antaranya bahkan super manis menurut saya). Tidak sopan bukan rasanya, kalau tidak menghabiskan satu gelas minuman yang sudah susah payah dibuat atau dibeli oleh tuan rumah? Maka mengakalinya sesampainya di rumah harus segera dilunturkan dengan minum banyak air putih.

Selain dari makanan dan minuman, mungkin juga aktivitas fisik saya pasca lebaran ini memang cukup signifikan berkurang. Maklum saja sejak H+ 3 Idul Fitri tahun ini, saya ikut suami mudik ke rumah orang tuanya (sebelumnya tinggal di kediaman orang tua saya). Kami memang masih berlama-lama karena mungkin lebaran Idul Adha nanti kami belum tentu bisa mudik, mengingat usia kehamilan saya nanti akan mendekati waktu persalinan.

Sebenarnya, baik di rumah orang tua saya atau rumah orang tua suami sama saja, kami mendapat kamar di lantai 2, yang tetap saja masih beraktivitas fisik minimal naik turun tangga. Tetapi karena orang tua suami juga mengelola pondok pesantren, jadi untuk memasak makanan, mencuci peralatan makan, dan membersihkan keseluruhan isi rumah, masih dapat dibantu oleh para santri yang mondok. Jadi aktivitas fisik selama ini selain pergi silaturahim ke sanak saudara, ya hanya sesekali mencuci + menyetrika pakaian (yang berat-berat pun masih lebih banyak dikerjakan suami), dan sekedar membersihkan kamar tidur sendiri.

Berbeda dengan di rumah orang tua saya, yang sejak lama sudah tidak memiliki lagi asisten rumah tangga (belakangan ada yang membantu mencuci, menyetrrika, dan menyapu plus mengepel rumah yang datang dua hari sekali). Urusan memasak dan mencuci peralatan makan dan segala isi dapur kami lakukan sendiri, tapi lebih dominan Mama saya yang lebih sering memasak. Tapi setidaknya setiap selesai makan piring atau gelas akan dicuci sendiri oleh siapa pun yang memakainya. Tanpa disuruh lagi, karena memang sudah lama terbiasa demikian, bahkan saat masih ada asisten rumah tangga yang menginap di rumah sekalipun, Mama selalu mengajarkan pada kami anak-anaknya kalau masih bisa melakukan pekerjaan rumah sendiri maka lakukan tanpa teriakan "Mbaaaaak..." sebelumnya.

Salah satu pesan beliau adalah, sekaya apa pun kita nanti, meski bisa membayar banyak jasa asisten untuk melakukan berbagai pekerjaan rumah tangga, tetap saja kita juga tidak boleh kaku dan bisa melakukannya sendiri. Minimal supaya bisa mengajari dan membetulkan pekerjaan para asisten yang tidak semuanya sesuai keinginan kita. Dan kalau dipikir-pikir, zaman sekarang sulit mencari asisten yang cocok dan tidak membuat emosi, serta awet tahan lama mau menjadi bagian dari keluarga (pengalaman sebelum-sebelumnya). Daripada capek batin lebih baik capek sedikit fisiknya kan? Malah sekalian beraktivitas fisik, dan kerjaan rumah tangga juga puas beresnya karena kita sendiri yang melakukan.

Kalau bisa... Saya ingin kelak, jika suatu saat tinggal di rumah sendiri (dengan suami dan anak-anak kami kelak tentunya) bisa meng-handle pekerjaan rumah sendiri tanpa bantuan asisten rumah tangga atau baby sitter. Memang tidak mudah tapi banyak juga sepertinya para ibu (bahkan yang masih muda) mampu melakukan hal tersebut. Alasan utamanya adalah supaya anak di rumah benar-benar merasakan kasih sayang Bundanya dari segala hal yang ditemuinya sehari-hari. Mulai dari bangun tidur, urusan makanan, perhatian dan kasih sayang, serta anak akan menjadi lebih dekat (terbuka) pada orang tuanya dibandingkan orang lain. Aamiiin...

Hampir lupa sama judulnya, yaitu tentang BB saya yang lumayan bertambah banyak. Pantas saja saya semakin merasa cepat gerah dan gerakan tubuh saya melambat. Pertambahan BB ini juga mungkin karena 'Nanda' (calon bayi yang belum kami tentukan namanya) juga berkembang. Menurut salah satu sumber, di masa ini berat janin sudah mencapai sekitar setengah Kilogram. Perut saya memang sudah tampak membesar, bahkan semalam baru saya sadari satu hal. Melarnya perut membuat pusarnya hampir tidak memiliki lubang lagi alias bodong hehe...

Semalam juga saya sangat serba salah mengenai posisi tidur, karena 'Nanda' yang semakin besar juga semakin aktif bergerak. Saat saya memiringkan badan ke arah kiri terutama, entah tangan, kaki, atau kepalanya seolah menggelitik perut saya sampai saya tidak tahan akan rasa gelinya dan tersenyum sendirian sembari secepat mungkin ganti posisi tidur. Baru sebentar miring ke kanan 'Nanda' menggelitiki perut saya kembali seolah ingin mengajak berkomunikasi Bundanya. Waktu terasa cepat berlalu ya Nak, sekitar tiga bulan lagi kita bisa benar-benar bertatap muka. Aamiiin Yaa Rabbal 'Aalamiiin...
read more »

Rabu, 16 Juli 2014

Melihatnya Berenang.

Tidak terasa waktu berlalu begitu cepat. Rasanya belum lama dag dig dug saat untuk menggunakan test-pack sampai dua kali dalam waktu satu minggu, hanya untuk memastikan bahwa hasilnya tidak salah. Saat ini usia kandungan saya sudah memasuki minggu ke dua puluh alias genap lima bulan. Perut yang saat bulan ke empat, belum tampak seperti Bumil kebanyakan, saat ini sudah mulai membuncit (mayoritas ibu-ibu pengajian yang diundang Mama saat pengajian empat bulanan bertanya dua kali saking tidak percaya saya sedang mengandung). Lebih lucu lagi saat beberapa kerabat juga bertanya, "Sudah isi atau belum?". Padahal kan sudah empat bulan, mungkin karena berat badan dan ukuran perut saya yang mereka anggap lebih kecil dibandingkan Bumil lain pada umumnya.

Pertambahan berat badan mulai meningkat pesat, minggu lalu saat memeriksakan diri ke dokter kandungan, berat badan saya mengalami pertambahan. Pada pemeriksaan sebelumnya (minggu ke-14) berada di angka 48,1 Kg, dan pada pemeriksaan terakhir itu (minggu ke-19) naik menjadi 49,65 Kg, dengan tekanan darah masih normal (100/70). Alhamdulillah, berarti janin dalam kandungan saya mengalami perkembangan dan sehat, sesuai dengan apa yang dokter lihat melalui layar USG. Bahkan jenis kelaminnya sudah dapat diketahui. He he kasih tahu enggak ya? Nanti saja ya saya bocorkan infonya, untuk sementara ini hanya orang-orang terdekat saja yang saya beri tahu, karena baru sekali dokternya menyatakan jenis kelaminnya. Bukan apa-apa, konon ada kejadian jenis kelamin bisa meleset dari perkiraan dokter, maka sebaiknya saya menunggu saja pemeriksaan bulan-bulan berikutnya supaya lebih pasti sebelum berbagi di sini.

Oh iya, berikut ini hasil USG di minggu ke empat belas dan minggu ke sembilan belas lalu. Perkembangannya lumayan cukup besar dari segi ukuran dan gerakan (dokter bilang, si janin sedang berenang): 

14 minggu.
19 minggu.

Kalau kata orang-orang, janin dalam kandungan kita adalah sosok yang bisa membuat jatuh cinta sejak pertama kali kita tahu bahwa di rahim sudah tertanam sel telur yang telah dibuahi, saat ini setelah melihatnya 'berenang' melalui layar USG, rasa jatuh cinta itu makin besar ternyata. Mom & Dad Love You Nak :).

read more »

Jumat, 04 Juli 2014

Kembali Berbagi Kabar.

Wuiiih, lama tidak memperbarui artikel di sini. Maklum saja selain kondisi tubuh yang lebih cepat lelah, kebetulan sekitar dua minggu yang lalu baru saja balik dari kampung orang tua, sekaligus sempat tiga hari dua malam menginap juga di rumah ibu mertua. Pulang kampung tersebut dalam rangka haul (peringatan kematian) dari Mbah (ortu Ayah) dan juga Mbah-nya suami (meski belum sempat kenal dengan beliau, tapi saat ini juga merupakan Mbah saya juga).

Otomatis banyak bertemu saudara-saudara, full silaturrahim, dari yang kenal akrab sampai yang samar-samar kenal hanya wajahnya tapi lupa namanya, atau apa hubungan kekerabatan kami (maklum keluarga besar). Selain pulang dibawain banyak oleh-oleh berupa makanan, minuman, buah dan sayur mayur (Alhamdulillah, kebetulan sembako lagi mahal-mahalnya), ada satu lagi oleh-oleh yang baru saya dapatkan saat perjalanan pulang di jalur Pantura. Yaitu mulai terasa beberapa gejala yang menjurus ke arah batuk dan pilek. Seperti tenggorokan kering dan tidak nyaman saat menelan, hidung mulai gatal, pusing-pusing, dan nafsu makan menurun (ini yang paling membuat saya takut si janin kurang nutrisi). Mungkin selain karena kecapekan, juga karena hampir selama seminggu sejak pulang kampung, nyaris setiap malam berada di perjalanan/terkena angin malam karena padatnya acara keluarga.

Benar ternyata, esoknya sampai di rumah saya mengalami batuk dan pilek yang cukup berat. Beberapa menit sekali, mata dan hidung mengeluarkan cairan, disertai batuk berdahak tapi sulit mengeluarkannya. Kepala rasanya berat sampai lebih banyak waktu saya habiskan untuk berbaring. Mau minum obat, tapi khawatir calon bayinya nanti kenapa-kenapa. Jadi memang hanya perlu waktu lebih untuk istirahat dan stop dulu minum air dinginnya. Padahal selama pulang kampung jadi jarang minum air dingin, dan sudah diniatkan sekembalinya ke rumah nanti mau balas dendam memuaskan ngidam minum air dingin.

Alhamdulillah hari ini hampir sembuh, hanya menyisakan batuk tidak berdahak sesekali. Oh iya, Alhamdulillah kami (saya dan calon ananda) sudah mulai mencoba puasa sejak hari pertama lalu, namun kemarin di hari keempat akhirnya batal saat jam masih menunjuk angka setengah sebelas. Karena pusing hebat dan mual yang membuat saya harus membatalkan puasa, terutama demi calon bayi yang sedang saya kandung ini. Memang selama puasa belum sempat cek ke dokter kandungan, baru rencana sore nanti. Sedikit dag dig dug mau ketemu dokter ba'da Ashar nanti, karena beberapa minggu lalu nafsu makan saya turun, semoga janinnya kuat dan sehat.

Ada dilema saat Bumil/Busui ikut menjalankan puasa, dan bimbang saat harus lanjut atau stop puasa ketika kondisi tubuh mulai melemah. Di satu sisi takut merasa dosa pada Allah karena meninggalkan kewajiban, tapi di sisi lain juga takut jika memaksakan diri puasa malah bisa membahayakan ananda yang masih butuh asupan nutrisi melalui bundanya. Insya Allah nanti di bulan Syawal nanti bisa mengganti puasa yang bolong itu.

Bismillah, kita coba puasa bareng-bareng ya Nak, terima kasih beberapa hari ini sudah bantu Bunda berpuasa. Love you dear :).
read more »

Kamis, 29 Mei 2014

Welcome Second Trimester!

3 bulan satu minggu alias 13 minggu usia kandunganku kini. Alhamdulillah, semoga selalu sehat. Morning sickness juga perlahan menghilang, kalau bulan lalu selalu mual minimal sehari dua kali, akhir-akhir ini mulai berkurang, hanya sekitar dua atau tiga hari sekali.

Seharusnya, Selasa lalu jadwalnya periksa kandungan, tapi karena tanggal merah jadi rencana dialihkan hari Jum'at esok. Namun, harus kembali gagal karena tadi pagi telat menelpon Rumah Sakit Ibu & Anak Hermina Ciputat, untuk mendapatkan nomor antrian. Padahal biasanya menelpon sekitar pukul 08:00 WIB, masih dapat nomor antara 10 - 12. Tapi hari ini telat sedikit pukul 08:30 WIB baru menghubungi resepsionisnya, eh sudah tutup pendaftaran. Hehe maklum mungkin karena sebelumnya Selasa dan Kamis (jadwal dokternya libur karena tanggal merah), juga karena jumlah pasiennya dr. Riyana Kadarsari SPOG, memang cukup banyak. Ya sudah, penasarannya tentang bagaimana perkembangan si janin, ditahan dulu sampai Selasa minggu depan.

Pemeriksaan sebelumnya Bu Dokter pesan kepada saya untuk menajalani pemeriksaan laboratorium (pemeriksaan prenatal + ferritin tanpa TORCH) yang menggunakan sampel darah dan urin. Kata beliau, untuk mengetahui apakah saya memiliki risiko anemia dan hepatitis (kalau tidak salah). Alhamdulillah sedikit paham dari hasil tes-nya tentang kadar hemoglobin darah saya yang normal, berarti aman dari anemia insya Allah. Apa karena sesaat sebelum pengambilan sampel darah dan urin, saya baru saja mengkonsumsi seporsi bakso tanpa micin juga minum es jeruk ya? Semoga nanti saat bertemu dokter, tidak ada hal-hal yang mengkhawatirkan dari kandungan saya, terutama si janin semoga tetap sehat, kuat, dan berkembang dengan baik setiap minggunya. Selamat datang trimester kedua ^_^.
read more »

Jumat, 09 Mei 2014

Review Minggu Ke - 10

Sedikit me-review apa yang paling mencolok terjadi di minggu ke sepuluh, sesaat sebelum berganti memasuki minggu ke sebelas. Mood paling terasa naik turunnya, terutama beberapa hari lalu saat kesal sendiri sampai air mata keluar. Meledak kali ya setelah beberapa minggu emosinya tertahan. Tidak tahu pasti sebabnya apa pokoknya ingin menangis saja. Ssssttt.... Diam-diam ya... No body knews that I cried a few days ago (my husband also didn't knew it).

Intensitas rasa lelah memang sedikit lebih meningkat, sekalipun cuma mengerjakan hal-hal ringan. Maka tidak heran kalau mengerjakan hal sepele seperti menyapu dan menyetrika pakaian pun jadi lebih lambat, karena saat sudah merasa kelelahan harus istirahat sejenak supaya napasnya tidak habis.

Soal makan tidak bisa dikatakan sulit, tapi jeleknya itu cenderung ingin makanan kurang sehat, entah nasi goreng, bubur ayam, somay, bakso, mie ayam, dan lainnya, dan parahnya selalu harus dengan tambahan sambal atau rasanya pedas. Hehe akhirnya kemarin sempat diare, untungnya tidak parah. Kapok? Lihat saja nanti, tapi harusnya sih kapok biar enggak makan makanan jajanan dulu buat mencegah hal-hal yang tidak diinginkan. 

Buah dan sayur masih mau makan, baik dimakan langsung atau dibuat jus. Tapi kalau harus mengikuti saran dokter, yang katanya minimal 5 warna untuk sayur dan buahnya, jelas belum mencukupi. Dan itu tandanya mungkin saya memang memerlukan susu khusus wanita hamil. Sip, nanti siang atau sore saya akan mencoba minum susu yang sudah lama dibeli tapi belum dibuka juga segelnya, karena khawatir masih mual. Kalau sekarang kan  mualnya sudah berkurang. Terima kasih sudah mampir di blog saya :).


read more »

Selasa, 06 Mei 2014

Pemeriksaan Kedua (Minggu Ke - 9)

Berat badan 48,1 Kg; tekanan darah 100/70; janin berkembang di usia sembilan minggu. Kira-kira itulah rangkuman hasil pemeriksaan kedua di masa kehamilan ini, minggu lalu. Pemeriksaan yang lumayan lebih cepat menunggunya, mungkin karena memilih waktu di hari kerja (Selasa) dan siang hari. 

Waktu lihat layar USG, takjub dengan penampakan yang muncul. Setidaknya tiga minggu sebelumnya masih berupa titik hitam bulat kecil. Sedangkan di minggu yang ke sembilan, sudah berbentuk janin (tampak bagian kepala sampai ujung kaki walau belum sempurna bentuknya) hanya ukurannya yang masih sangat kecil. Alhamdulillah janinnya berkembang kata dokter, dan jelas ada denyut jantungnya.

Kira-kira satu bulan lagi, kata dokter harus tes darah di laboratorium, untuk mengetahui kadar Hb (Hemoglobin) sebagai penentu ada risiko anemia atau tidak, juga memeriksa apa ada infeksi virus Hepatitisnya. Semoga nanti hasilnya baik-baik saja. Mohon doanya dan terima kasih :).
read more »

Kamis, 24 April 2014

8 Minggu di 8 Bulan

Hari ini tepat delapan bulan sejak tanggal 24 Agustus. Dan hari ini pula usia kandungan berada di minggu ke delapan. Bukannya baru tahu, hanya baru menceritakannya di blog sekarang, sekedar membuat waktunya pas dengan delapan bulanan usia pernikahan.

Tiga minggu lalu setelah telat beberapa hari pakai test-pack, dan hasil yang tak terduga pun muncul. Dua garis alias positif. Dua minggu lalu baru bisa konsultasi ke Obgyn, setelah googling mencari dokter yang baik, asik, sabar, dan pastinya Ibu Dokter, bukan Bapak Dokter.

dr. Riyana Kadarsari SPOG termasuk salah satu dokter yang banyak direkomendasikan oleh para bunda/calon bunda di berbagai blog yang saya temukan di internet. Tidak heran kalau antrinya cukup panjang dan bahkan daftarnya harus sehari sebelum waktunya. Bu Dokter bilang usia kandungan saya memasuki minggu ke enam. Subhanallah wal Hamdulillah.

Minggu ini, memasuki minggu ke delapan, mungkin minggu depan sudah bisa ke dokter lagi, soalnya waktu konsul, Bu Dokter pesan sekitar tiga minggu ke depan baru bisa dideteksi detak jantungnya. Jadi dag dig dug menjelang pemeriksaan selanjutnya. Semoga bisa selalu bisa sehat dan menjaga calon jabang bayi ini tumbuh dari hari ke hari, minggu ke minggu, dan bulan ke bulan, sampai waktu persalinan. Sesekali mual, muntah, pusing, pegal-pegal enggak jelas, cepat lelah dan kadang mood berantakan, mudah-mudahan bisa tetap dinikmati dengan baik, karena ini adalah pengalaman yang sangat luaaarrr biasa. Bismillah, mohon doa dari semuanya. Terima kasih ^_^.
read more »

Jumat, 28 Maret 2014

7 Bulan 4 Hari

Dengan atau pun tanpa melihat Daisy Path, hari ini saya ingat sudah 7 bulan lebih 4 hari usia pernikahan. Tidak muluk-muluk, hanya berharap semoga bisa menjadi pribadi dan pasangan yang lebih baik, lebih sabar dan tahan banting atas segala hal yang sedang dan akan kami hadapi kelak. Semoga.
read more »

Minggu, 16 Maret 2014

Jokowi NyaPres. Pro atau Kontra?

Salah satu berita heboh minggu ini adalah tentang Bapak Joko Widodo alias Jokowi yang saat ini masih menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta, positif maju sebagai calon presiden RI selanjutnya. Wow! Antara kaget dan tidak heran juga begitu pertama kali mengetahui kabar tersebut.

Kaget, karena masa jabatan sebagai Gubernur DKI Jakarta yang baru saja diemban. Namun juga tidak aneh mengingat beberapa tahun belakangan ini, prestasi beliau memang selalu mendapat 'jempol' dari mayoritas penduduk Indonesia. Tapi menurut saya pribadi.... gimanaaaaa gitu? Kok kayaknya setelah memimpin Solo, kemudian jadi orang nomor satu di Jakarta, terus belum tuntas semua permasalahan di Jakarta, sudah mau loncat langsung menjadi CaPres. Apakah ini benar atau salah? Tergantung persepsi masing-masing individu.

Mereka yang pro, mungkin berharap selain mengurusi Jakarta, beliau juga bisa membuat segala kemajuan di seluruh penjuru nusantara. Tapi yang kontra, dan mungkin seperti saya yang awalnya berharap beliau jadi presidennya nanti saja lah di tahun 2019. Biar tuntas dulu masa jabatannya sebagai gubernur yang sekarang ini. Walaupun jujur saya masih belum tahu juga sih akan mimilih siapa yang pantas jadi orang nomor satu di Indonesia nantinya.

Apapun itu, sebagaimana harapan rakyat Indonesia kebanyakan, saya hanya ingin siapa pun pemimpin selanjutnya, semoga membawa hal-hal yang lebih baik di segala aspek. Terutama bebas KKN, mengingat sepertinya nyaris tidak ada yang tidak mengandung unsur KKN di negara kita saat ini. Jadi pro atau kontra atas penetapan Bapak Jokowi sebagai calon presiden selanjutnya?
read more »

Sabtu, 18 Januari 2014

Short Report

Tampaknya hujan sedang awet-awetnya mengguyur nyaris merata di seluruh wilayah tanah air tercinta, Indonesia. Banjir pun terjadi di mana-mana. Selain banjir, ada satu bencana alam lagi yang sudah cukup lama dialami saudara kita di Sumatera Utara, berupa akan/sudah (jujur saya memang sedang kurang mengikuti perkembangan berita nasional beberapa waktu terakhir ini) meletusnya Gunung Sinabung. Semoga semua yang mengalami banjir, menjadi korban Gunung Sinabung, yang sedang sakit atau merasa kesusahan, diberikan kesabaran luar biasa dan tetap tegar dan secepatnya melewati semua ini dan keadaan segera membaik. Aamiin.

Sekian laporan terkini di pagi menjelang siang, yang juga masih terus menyisakan titik-titik gerimis setelah hujan beberapa hari ini. Selamat berakhir pekan saudara-saudara, jangan lupa sediakan payung atau jas hujan sebelum keluar rumah!
read more »

Jumat, 10 Januari 2014

Kumat Lagi (Childish-nya)

Makan, mengunyah, mengulum, atau ngemut permen sudah menjadi hal yang jarang saya lakukan. Terutama karena usia sudah dewasa dan kekuatan gigi mungkin sudah sensitif terhadap gempuran aneka pangan yang mengandung banyak kadar gula. Kalaupun sesekali mengonsumsi permen, maka seringkali pilihan jatuh pada aneka rasa permen yang jarang disukai oleh anak-anak. Misalnya rasa mint, kopi, buah asam, dan jahe.

Kali ini rasanya ingin sekali bernostalgia dengan permen lolipop atau bahasa kerennya lebih dikenal sebagai permen kojek. Permen jenis ini (dengan merek dagang tertentu) yang dijual bebas di pasaran, termasuk jarang ditemukan, terkecuali jika mencarinya di toko atau pasar yang menjual dalam kelas grosiran. Setahu saya permen lolipop yang sedang tren sekarang adalah yang warna-warni seperti pelangi, dari ukuran kecil sampai super besar. Tapi dulu pernah mencoba permen sejenis, kok rasanya aneh. Cenderung terlalu manis dan gimanaa gitu?@#$%*.

Sebenarnya permen kojek yang saat masih SD, sering saya beli saat jajan di kantin sekolah, adalah permen merah berbentuk kaki, dengan rasa seperti buah Mangga Kweni. Hayooo yang mengalami era 90-an pasti tahu kan? Tapi, kalau sudah makan permen itu kadang kok jadi sariawan ya? Entah beneran atau cuma sugesti, karena bentuk permennya yang seperti jari kaki menusuk bagian dalam mulut. Selain itu permennya juga jarang deh ditemuin di minimarket-minimarket yang menjamur di hampir setiap kelurahan itu.

Maka untuk mengobati rindu akan masa kecil, dan sedikit menambah asupan kalsium (mungkin lebih sedikit daripada kandungan gulanya), saya pilih permen lolipop Milkita. Seingat saya waktu masih SD, dan permen tersebut baru muncul di pasaran, belum ada versi lolipop-nya. Bentuk permennya lunak dan lengket kalau dikunyah. Terus karena kata iklannya, mengunyah beberapa buah permen sama dengan minum segelas susu, maka seorang Nila kecil jadi bereksperimen memasukkan 3 - 5 buah permen Milkita, ke dalam segelas air hangat. Diaduk-aduk dan ditunggu sampai permennya larut dengan air, jadilah segelas susu. *kalau dipikir-pikir sekarang, aneh banget yak???

Bagi sebagian orang, apalagi yang memiliki masalah dengan gigi berlubang, permen kunyah adalah salah satu yang menjadi pantangan. Dan asal tebak, mungkin tidak banyak peminatnya. Maka untuk tetap menarik konsumen, Milkita memproduksi permen lolipop susu, yang sepertinya hampir belum ada pesaingnya. Apalagi dengan jargon iklannya yang mengatakan bahwa satu permen lolipop sama dengan minum segelas susu, bukan tidak mungkin para orang tua yang awalnya sangat anti memberikan permen pada anak, akhirnya luluh juga. *apaaaa sihhhh????

Ya sudah intinya sisi kekanak-kanak-an saya mungkin sedang kambuh alias kumat alias sedang ingin mendominasi diri saya selama beberapa hari ini. Next time, kalau sisi childish-nya muncul lagi dalam kisah yang berbeda, akan saya ceritakan lagi di sini. Memang sih, kok kayaknya enggak ada manfaatnya ya cerita beginian? Ya, anggap saja di luar sana, ada yang sedang galau dan malu karena sudah dewasa atau tua tapi merasa ingin sekali melakukan hal-hal yang sering dilakukan semasa kecil. Jangan malu, karena konon katanya setua apapun umur seseorang, atau sedewasa apapun cara pandang seseorang, masih akan selalu ada jiwa kanak-kanak dalam diri setiap individu. So, enjoy it and be relax ^_^.
read more »

Kamis, 09 Januari 2014

Satu Rindu (Opick feat. Amanda)

Hujan, kau ingatkan aku.. Tentang satu rindu
Di masa yang lalu, saat mimpi masih indah bersama..

Terbayang satu wajah, penuh cinta penuh kasih
Terbayang satu wajah, penuh dengan kehangatan...
Kau Ibu..... Oh Ibu...

Allah, ijinkanlah aku bahagiakan dia
Meski dia t'lah jauh, biarkanlah aku berarti untuk dirinya
Oh Ibu... Oh Ibu... Kau Ibu.....

Terbayang satu wajah, penuh cinta penuh kasih
Terbayang satu wajah, penuh dengan kehangatan... (Kau Ibu....)
Terbayang satu wajah, penuh cinta penuh kasih
Terbayang satu wajah, penuh dengan kehangatan...(Kau Ibu.... Oh Ibu... Kau Ibu... Oh Ibu...)

Hujan, kau ingatkan aku.. Tentang satu rindu
Di masa yang lalu, saat mimpi masih indah bersama..
Kau Ibu... (Kau Ibu...) Kau Ibu...
read more »