Daisypath - Personal pictureDaisypath Anniversary tickers

Rabu, 05 Desember 2012

Percaya Tidak Percaya

Kalau ada kupu-kupu masuk ke dalam rumah, tandanya akan ada tamu yang berkunjung. Kalau sering jatuh tandanya mau punya adik. Kalau bulu mata jatuh tandanya ada yang rindu. Kalau telinga berdenging berarti sedang dbicarakan oleh orang lain. Kalau mimpi ular berarti ada yang suka. Kalau mimpi gigi patah/ompong, akan ada yang meninggal dunia. Kalau mimpi meninggal tandanya umurnya panjang. Dan masih banyak lagi mitos (entah sekedar mitos atau benar adanya) yang berkembang di masyarakat, khususnya mereka yang masih mengingat betul apa kata orang tua dulu. Percaya tidak percaya juga, tergantung pengalaman masing-masing individu juga. Kalau Saya pribadi memilih yang baik dianggap motivasi untuk optimis, dan yang buruk tidak usah terlalu dipikirkan.

Sebenarnya kalau di keluarga Saya, sejak kecil sampai sekarang tidak pernah di-doktrin dengan pernyataan-pernyataan demikian. Namun, itu semua Saya dengar di lingkungan luar rumah, sekolah yang saat itu berasrama, atau sekedar membaca dari beberapa sumber di berbagai media massa. Anggaplah itu hanya sekedar mitos yang tidak dapat dibuktikan secara pasti tingkat keakuratan dan kepastiannya. Tetapi tidak akan ada rumor demikian jika pada zaman dahulu, tidak ada yang merasakan efek kebenaran dari mitos-mitos tersebut. Bahkan sampai sekarang pun masih ada beberapa orang yang kadang memang menemukan kebenarannya, meski mungkin hanya sesekali. Berikut ini beberapa pengalaman pribadi terkait dengan beberapa hal yang berhubungan dengan mitos yang cukup populer di masyarakat.

AKAN SEGERA PUNYA ADIK JIKA SERING JATUH.

Saya sendiri pernah mengalaminya beberapa kali. Meski baru disadari saat ini mungkin inilah salah satu hal yang membuat orang bilang, kalau sering jatuh berarti akan punya adik lagi. Kalau diingat-ingat, ada beberapa kali kejadian jatuh atau kecelakaan tunggal yang terjadi saat Saya masih kecil. Kalau kecelakaan pertama (kepala terbentur rak TV) bukan murni Saya ingat, tetapi karena diceritakan dan bantuan sebuah foto dengan perban masih menutupi dahi bagian kanan (Bekas jahitannya masih terlihat sampai sekarang). Itu terjadi sekitar usia 1 tahun lebih beberapa bulan, alias belum genap 2 tahun. Jarak usia Saya dengan adik pertama yaitu 3 tahun. Berarti ketika jatuh itu bisa lah dikatakan memang Saya akan segera memiliki seorang adik.

Berpose dengan perban kenangan :).
Kemudian saat melihat foto lainnya, yaitu gambar Saya berpose bersama adik pertama (kalau menebak fotonya sekitar umur 1 atau 2 tahun, enggak tahu pasti karena konon ceritanya adik yang satu ini memang sangat kurus saat masa balitanya), juga bersama kedua om (adik Ibu). Di foto itu terlihat jelas bahwa kedua lutut Saya ada luka, masih terlihat merah karena warna obat luka zaman dulu (sekarang enggak pernah lihat obat itu lagi). Setelah lihat foto itu, jadi ingat suatu kenangan masa kecil. Ternyata luka itu bukan terjadi karena satu kali jatuh, tetapi dua kali jatuh. Aneh ya, kok masih ingat? Mungkin karena waktu itu sudah sekolah TK, dan karena kejadian jatuh itu merupakan kejadian traumatis. Bukan lebay, tapi memang berkesan dalam. Begini cerita detailnya, luka pertama menimpa lutut bagian kanan. Waktu itu sedang asyik bermain di halaman rumah, entah main apa yang jelas ingatnya tiba-tiba jatuh dengan lutut tepat mendarat di tanah berbatu. Waktu itu kebetulan sedang pakai celana 3/4 warna putih motif polkadot hitam kecil, yang merupakan celana kesayangan saat itu (ini dia sebab utama kenapa masih ingat kejadiannya). Bukan hanya melukai lutut, tapi celana itu juga ikut sobek seukuran lukanya. Huwaaa!!! Bukan hanya kesakitan tapi sedih juga karena celananya rusak.

Sedangkan luka di lutut sebelah kiri, terjadi beberapa hari setelah kejadian suksesnya lutut kanan terluka. Entah waktu itu pulang dari sekolah TK atau memang sedang diajak Ibu ke pasar (kebetulan memang jika sepulang sekolah mampir dulu ke pasar itu, memang searah ke rumah). Kalau tidak salah ingat ketika mau pulang (tepatnya menuju angkot), Ibu berjalan dengan agak terburu-buru sambil menggandeng tanganku. Entah karena lelah, lapar, atau memang sudah takdirnya jatuh, Saya terjatuh di trotoar dekat jalan raya sekitar pasar Pondok Labu (tuh kan, traumatik banget dan malu juga sih banyak orang sampai ingat lokasinya). Ajaibnya, pas banget yang luka itu lutut bagian kiri, bukan yang kanan atau bagian tubuh lain. Jadilah saat itu lutut kanan dan kiri kompak berwarna merah, diwarnai sama obat luka yang dulu populer dengan nama "obat merah."

Setelah atau sebelum kejadian itu pun (lupa pastinya) Saya juga pernah terjatuh dari tangga, gara-gara sok ngebantuin si Mbak (Asisten Rumah Tangga) angkat jemuran. Terutama mengambil sendiri sebuah selendang imut yang biasa Saya pakai buat menggendong boneka. Keserimpet selendang, jatuhlah di tangga. Untungnya (masih bisa bilang untung ya??) tidak ada perdarahan, tapi sukses membuat dahi benjol di bagian kanan dan kiri (atas mata). Sampai sekarang masih agak merasakan sepasang benjolan di dahi, meski tidak pernah diperiksakan karena memang mungkin tidak sampai menimbulkan masalah serius pada bagian dalam kepala.

Apa hubungannya sama mitos punya adik? (sabar yee...) Jadi jarak usia adik pertama dengan adik kedua itu 3 tahun, otomatis jarak usia si Bungsu sama Saya (si Sulung) 6 tahun kan? Jadi kalau saat itu Saya udah TK B atau usia 5 tahun aja, berarti kejadian itu enggak lama sebelum Ibu mengandung si Bungsu kan? Nah, Alhamdulillah sejak semua adik lahir (Cuma dua, tapi kesan kata semua seolah menunjukkan jumlah yang banyak ya?), maka entah kenapa Saya jadi sangat amat jarang jatuh (Ya iya lah masa' hobi bener jatuh??) Kalau diingat-ingat sampai sekarang, Alhamdulillah kalau sesekali kepeleset, kesandung, atau lainnya ada mungkin jaraknya setelah bertahun-tahun, tidak seperti kejadian di waktu kecil dulu. Hehe tapi kalau mau dipikir secara logika, ya sama seperti orang lanjut usia yang bisa sering jatuh karena sudah ada beberapa bagian tubuh yang melemah/rusak. Anak kecil pun demikian, bisa sering jatuh karena kebalikannya, yaitu organ tubuh dan alat pergerakannya yang belum begitu kuat dalam hal menjaga keseimbangan tubuh. Who knows???

AKAN KEDATANGAN TAMU JIKA ADA KUPU-KUPU MASUK KE DALAM RUMAH/RUANGAN.

Nah, kalau ini sepertinya jadi salah satu mitos yang hampir mendapat predikat paling populer (setidaknya di lingkungan orang-orang yang kukenal). Ketika masa-masa sekolah di asrama, saat ada seekor kupu-kupu masuk ke dalam kamar, seketika itu pula ada yang nyeletuk "Wah ada yang mau ditengok nih, asyik ada kiriman uang/makanan." Kadang memang benar, salah satu di antara anggota kamar mendapat kunjungan dari orang tua atau keluarga lainnya.

Cerita lainnya terjadi di rumah orang tua Saya. Suatu waktu ada kupu-kupu yang menurutku terjebak masuk ke dalam rumah. Agak lama juga memutari ruangan, seolah mencari jalan keluar. Iseng-iseng dalam hati kepikiran, jangan-jangan bakal ada tamu nih. Ternyata memang ada tamu, dengan jumlah orang yang tidak bisa dibilang sedikit (maksudnya lebih dari 3 orang). Sudah lupa tamunya siapa dan waktunya kapan, karena tidak hanya memang dalam setahun nyaris lumayan sering ada tamu di rumah. Pokoknya lumayan cukup membuktikan kenapa dulu ada yang mencetuskan mitos ini.

AKAN ADA YANG MENINGGAL DUNIA JIKA BERMIMPI GIGI PATAH/OMPONG.

Ini adalah salah satu mitos yang cukup membuat orang-orang cemas, terutama kalau memang ada salah satu kerabat yang sedang sakit atau berada jauh dari rumah. Awalnya Saya bukanlah orang yang memikirkan mimpi apa semalam. Bahkan sesaat setelah mata terbuka ketika bangun tidur pun, lebih sering melupakan mimpi yang dialami, dan tidak jarang pula tidur tanpa mimpi alias gelap gulita. Namun, suatu ketika semuanya berubah, dan lumayan membuat diri ini merasa terganggu, meski tidak sampai memeriksakan diri ke psikiater.

Beberapa tahun lalu, entah kenapa tiba-tiba suatu malam memimpikan hal yang super duper aneh. Mimpi yang seolah terasa sangat nyata. Bukan hanya sekedar mimpi seolah menonton film, tapi benar-benar merasa terlibat karena dalam hati seolah hampir bisa mengendalikan apa yang dibicarakan dengan orang di sekitar. Meski sekarang sudah lupa detail pembicaraan dalam mimpi, dan siapa orang yang Saya ajak bicara. Tetapi satu hal yang masih teringat adalah, bahwa di detik-detik terakhir sebelum terbangun. Tiba-tiba berdiri di depan sebuah cermin, dan merasakan bahwa beberapa gigi di barisan depan atas copot semua alias ompong. Sensasi copotnya itu dapet banget (kalau tidak salah giginya masih sempat ditangkap oleh tangan), tapi anehnya tidak ada darah atau rasa sakit sedikit pun. Saat akan bercermin sembari menempelkan lidah ke bagian yang ompong, Saya sudah tersadar dan membuka mata.

Astagfirullah, ini pertama kalinya mimpi yang terasa sangat nyata. Bahkan ketika baru membuka mata (masih berbaring di tempat tidur) seketika refleks langsung menggerakkan lidah untuk menyentuh gigi di barisan depan atas. Untuk memastikan apakah benar gigi-gigi itu copot atau tidak. Bangun pun dengan perasaan aneh dan agak deg-deg-an. Tapi berusaha untuk tidak memikirkan mimpi itu terlalu dalam, khawatir jadi pesimis dan paranoid. Kemudian hari-hari pun berlalu seperti biasanya.

Entah tidak tahu pastinya kapan, mungkin beberapa bulan semenjak mimpi aneh itu, kami sekeluarga mendengar kabar bahwa salah satu kerabat dari Ayah, harus masuk ICU. Kami pun masih sempat menjenguk, meski waktu itu beliau dalam keadaan tidak sadar, dibantu dengan banyaknya selang yang jujur saja baru pertama kali kulihat secara langsung (biasanya cuma di TV). Kami pun hanya bisa memanjatkan doa supaya beliau segera membaik. Hanya selang beberapa hari kemudian kami mendengar kabar bahwa beliau sudah kembali kepada-NYA. Innaalillahi wa innaa ilaihi raaji'uun.

Seketika teringat pada mimpi aneh itu, dan ternyata kejadian. Memang sih katanya tidak baik menghubung-hubungkan sesuatu hal yang sudah menjadi takdir-NYA dengan segala hal yang dianggap tanda-tanda atau firasat tertentu. Namun, setidaknya inilah pengalaman pertamaku dengan sebuah hal yang konon dianggap mitos. Hal ini tidak berani kuceritakan pada orang tuaku, terutama saat kejadian belum lama terjadi. Selain khawatir membuat sedih, juga mungkin tidak akan memberikan tanggapan atau komentar (sebagai usaha supaya anaknya tidak mikir yang aneh-aneh).

Hal yang paling membuatku heran, adalah kenapa Aku harus menerima mimpi seperti itu, karena sebenarnya Aku tidak terlalu dekat juga dengan beliau. Meskipun memang di antara Aku dan adik-adik, karena Aku si Sulung otomatis mungkin lebih banyak memori tentang beliau. Keanehan lainnya adalah jauh sebelum memimpikan gigi ompong itu, Aku juga sempat bermimpi melihat beliau dengan beberapa orang anaknya yang seperti menangis, entah bertengkar atau apa. Tetapi waktu itu Aku hanya sebatas melihat mereka tanpa terlibat di dalamnya. Waktu itu tidak kuambil pusing, karena memang kalau tidak salah mimpi itu terjadi beberapa saat setelah silaturrahim (hari raya apa ya?), jadi kupikir mungkin alam bawah sadarnya merekam kejadian yang sudah terjadi. Apakah itu semua saling berhubungan? Wallahu'alam.

1 komentar:

  1. ADA JUGA YANG MENGATAKAN : " APABILA KEPALA SESEORANG DIJATUHI CICAK, MAKA AKAN TERJADI KESIALAN ATAU MALA BAHAYA TERHADAP DIRINYA "
    Wallahu'alam :) HEHEX PERNAH SAYA DENGAR ITU ??? TANGGAPANNYA ??

    BalasHapus