Mengapa mereka sok tahu? Menganggap diam sebagai wujud persetujuan? Tanpa memberikan jeda waktu untuk berpikir lebih lama. Menganggap diam sebagai ketiadaan perlawanan. Padahal diam mungkin saja memiliki berjuta makna.
Saat ragu masih ada, bukankah kita terdiam?
Saat memikirkan sesuatu, juga lebih bisa konsentrasi dalam kondisi diam kan?
Saat terkejut dan tidak tahu harus berbuat apa dalam waktu singkat, diam seolah menjadi respon refleks yang ditunjukkan tubuh kita.
Saat merasa tahu diri, tidak ingin mengecewakan orang lain, atau merasa tiada daya lagi untuk melawan, juga hanya mampu diam. Bukankah demikian?
Mungkin benar jika kita sebut, kebahagiaan dari sepuluh, dua puluh, atau bahkan lima puluh orang lebih baik, daripada sekedar untuk mencapai kebahagiaan satu orang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar