Ndalalah ada teman lama mau order eh pas kehabisan. Katanya, Aku enggak tahu Nila jualan. Waktu itu belum saling simpan nomor WA. Yah, enggak enak deh. Padahal saat itu teman saya sedang butuh jas hujan buat anaknya. Alhamdulillah bisa dicarikan lagi tapi saya pun agak menyesal soalnya kualitas dan penampilannya tak sebagus yang awal saya kulakan.
Hikmahnya, kalau jualan jangan nanggung promosi. Niat jualan online ya maksimalkan pamer dagangan kita di semua medsos yang kita gunakan. Pun demikian seperti yang disampaikan top leader kami di tim Macan Pantura. Maksimalkan apa yang kita miliki dan kekuatannya di mana.
Fokus promosi offline bagus, online juga bukan berarti tidak bisa maksimal. Yang penting jangan baperan. Namanya saja medsos. Netizen macam-macam modelnya. Ada yang selow, ada juga yang gampang nyinyir.
Kita posting paketan, iklan, bukti transfer dll, kadang ada yang bikin status, intinya buat apa pamer ini itu?
Pokoknya kalau kita yakin itu benar dan tidak merugikan orang lain, biarkan saja yang julid. Jangan-jangan juga statusnya bukan buat kita kan? Banyak keles yang begono. Woles aja ya Mak. Fokus sama usaha kita saja.
Masing-masing bakul online punya caranya sendiri buat promosi. Pun dengan postingan pencapaian. Kalau sudah laris manis kebangetan tiap hari puluhan paket maka wajar tidak sempat lagi upload bukti transfer. Tapi kalau kayak saya, seminggu minimal 3 orderan misalnya, masih banyak waktu luang bukan?
Upload orderan atau bukti transfer bikin kita sendiri makin semangat, juga sebagai branding produk yang dijual punya kualitas baik. Terbukti masih ada saja yang beli meski kondisi pandemi, meski bukan sembako yang kami jual.
Jadi jangan baper kalau dikira pamer mulu pas jualan ya. Jualan online ya wajar pamer konten bermuatan promosi di medsos. Ini sebagai ikhtiar kita buat berpeluang dilarisi. Hasilnya biar Allah yang menggerakkan hati para konsumen.
Jadi pamer alias promosi maksimal itu wajar bukan?🙂
Tidak ada komentar:
Posting Komentar