Daisypath - Personal pictureDaisypath Anniversary tickers

Senin, 18 November 2013

Yang Tak Dapat Terucap

Dari kecil mungkin kita sering mendengar kalimat berikut ini keluar dari mulut orang tua ke anaknya, yang menurut mereka tidak patuh pada peringatan atau kemauan orang tua. 

"Tuh kan, kamu sih enggak nurut sama Bunda, begini deh akhirnya."

Memang tidak secara sengaja atau bermaksud menyalahkan anak, tapi memang kalimat itu sering saya dengar, baik pengalaman pribadi atau orang lain. Saya pun mungkin, jika Tuhan kelak menghendaki saya jadi seorang ibu, belum tentu bisa selamanya tidak mengeluarkan kalimat 'memojokkan' seperti itu.

Apa iya kalau anak selalu menuruti perkataan orang tua, akan menjamin hidupnya berjalan mulus tanpa masalah? Tidak juga bukan? Karena sejatinya selama umur masih ada, selama kita masih hidup, masalah akan selalu ada membuntuti ke mana pun kita pergi. Di mana pun dan kapan pun itu, kita tidak akan lepas dari masalah. Mau lepas dari masalah dunia, ya mati. Tapi masalah atau hukuman di akhirat pun menanti, tergantung dosa apa saja yang kita perbuat saat masih hidup.

Tapi kalau anak sudah taat dan patuh pada kemauan orang tua, kemudian masalah muncul, anak akan berada dalam situasi dilema luar biasa. Di satu sisi ingin marah pada orang tua, tapi itu kurang ajar bukan? Masalah bukan selesai, tapi bisa jadi semakin bertambah runyam. Terutama karena hidup kita semakin jauh dari keridhoan orang tua. Artinya apa? Kalau orang tua sudah tidak ridho, maka Tuhan juga enggan memberikan kasih sayangnya untuk anak yang tidak menghormati orang tuanya.

Kalau anak dapat masalah dalam hal yang menjadi pilihannya sendiri, maka dengan sendirinya tidak akan terpikir menyalahkan orang lain, karena apa yang dijalani sepenuhnya adalah kemauan diri sendiri. Mereka yang terlanjur mematuhi perkataan orang tua, lalu mendapat masalah berat, sontak bingung, marah, dan kecewa. Ingin mengeluarkan di depan orang tua takut membuat khawatir, tapi di sisi lain ingin marah pada orang tua juga, karena mereka lah alasan utama si anak memilih suatu pilihan hidup. Anak tidak akan mampu bicara seperti ini, "Tuh kan, gara-gara menuruti perkataan kalian, aku jadi begini."

Tidak ada komentar:

Posting Komentar