Daisypath - Personal pictureDaisypath Anniversary tickers

Kamis, 16 Mei 2013

Apa Bae Dah....

Cuma di sinetron dan berbagai karangan fiksi saja, seseorang dengan mudahnya mengalami hilang ingatan (sebagian atau seluruhnya) atau yang sering disebut dengan amnesia. Kecelakaan, kepala membentur benda keras, atau mengalami kejadian traumatis, tidak sadarkan diri, lalu membuka mata dan kemudian tidak ingat siapa dirinya atau orang terdekatnya.

Di kehidupan nyata, jarang kita temukan orang yang mengalami hilang ingatan setelah kejadian traumatis tersebut. Sebut saja saya sok tahu, tapi memang tidak mudah membuat seseorang kehilangan ingatan, apalagi keseluruhan memori semasa hidup yang pernah dialami. Karena sejatinya Tuhan sudah memberikan kita otak dengan milyaran sel syaraf, yang mendukung kita mengingat semua kenangan hidup. Ditambah lagi adanya rasa yang meningkatkan daya ingat terhadap kejadian berkesan dalam hidup. Kesan baik, buruk, sedih, atau pun menyenangkan.

Maka jangan heran saat kita menemukan orang yang tiba-tiba ingin mengalami hilang ingatan, untuk melupakan sekelumit kisah hidupnya. Atau jangan-jangan diri kita sendiri juga pernah berpikir demikian? Ya, memang sekilas enak sekali jika tiba-tiba saja kenangan yang harusnya tidak boleh diingat-ingat itu, bisa musnah dari hidup kita. Karena tidak semua kenangan pantas dan boleh diingat. Setidaknya karena kondisi-kondisi tertentu yang membuat kita merasa itu tidak pantas.

Kadang kita terlalu besar memberi tekanan pada diri sendiri, sehingga apa yang ingin dilupakan itu bukan menghilang tapi menjadi semakin kuat melekat di ingatan. Menjadi semaki sulit untuk melangkah maju dan benar-benar melepaskan diri dari jerat masa lalu. Sehingga kadang kita merasa sudah berada di titik jenuh, seolah di ujung tebing, dan merasa tidak ada jalan lain selain loncat ke bawah (putus asa). Kalau sudah demikian, terpikirlah hal-hal konyol dan bodoh tapi memang demikian adanya.

Mau jedotin kepala ke tembok ratusan kali, terjun dari atap bangunan berlantai 20, atau menenggak sesuatu yang tidak seharusnya masuk ke lambung pun, tidak akan mencapai hasil yang diharapkan kalau Tuhan belum mengizinkan kita mengakhiri semuanya. Bahkan sekedar hilang ingatan pun nyaris tidak terjadi, malah yang ada menambah beban pikiran karena perilaku konyol itu.

Kembali lagi ke masalah memori yang semestinya dilupakan, tapi tak jua musnah dari taman akal dan rasa ini. Setiap orang pasti mengalaminya, hanya saja cara mereka menyikapinya yang berbeda-beda. Sebutlah diri ini lebay saat mengatakan tidak mampu lagi melupakan satu atau dua kisah semu itu. Tapi bukankah diri ini juga sedang berusaha untuk melawan semua itu. Berusaha mengeraskan hati, tapi masih juga selalu kalah dengan ingatan itu.

Hff, mereka bilang cerita saja pada orang lain jika ingin melegakan sedikit bebanmu. Tapi kalau diri sendiri sudah tahu bahwa ini salah, dan menceritakan pada mereka hanya akan membuat diri ini tersudut, bukankah lebih baik diam. Toh, jarang menemukan orang yang benar-benar bisa jadi pendengar yang baik, saat kita hanya butuh didengar, bukan dihakimi dengan berbagai kata-kata menyalahkan. Kebanyakan mereka merasa saat seseorang datang padanya untuk bercerita, menganggap orang yang datang itu butuh nasehat. Padahal yang utama adalah butuh didengar terlebih dahulu. Setelah merasa nyaman karena mendapat pendengar yang baik, maka akan ada saatnya dia meminta nasehat sendiri, tanpa harus ditawarkan atau dipaksa menerima saat kondisinya masih labil.

Aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaarrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrggggggggggggggghhhhhhhhhhhhhhhhhhhh!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar