Daisypath - Personal pictureDaisypath Anniversary tickers

Selasa, 21 Mei 2013

Silver 'Jomblo'. So, What's The Problem?

Beberapa tahun silam ada seorang kawan yang terkejut (padahal tidak ada niat untuk membuatnya kaget loh) karena satu fakta dari diri saya, yang menurutnya agak aneh. Kira-kira seperti ini kutipan pembicaraan kami di suatu pagi menjelang siang, di halaman sebuah instansi pendidikan milik pemerintah. Sudah lupa pembicaraan apa yang akhirnya mengarahkan kami ke masalah tersebut. Kalau tidak salah sih saat dia bicara cowoknya, yang waktu itu mengantarnya atau kalau tidak salah ingat, akan menjemput dia setelah urusan kami selesai.


"Masa sih? Beneran? Enggak mungkin ah, masa enggak pernah pacaran?"

"Kok enggak mungkin? Beneran lah, emang harus ya pacaran?"

"Oh, kamu dulu sekolah di pesantren sih ya. Kan memang enggak boleh pacaran."

"Ya, bukan karena itu juga alasan utamanya. Banyak kok yang pada punya status pacaran walau sekolah di pesantren. Cuma bedanya sama yang non pesantren, ya enggak bisa bebas ketemu. Sekedar status pun mesti hati-hati diumpetin, kalau ketahuan pasti dapet hukuman."

"Terus kenapa enggak ikutan yang lain? Enggak mungkin kan kalau enggak ada yang naksir atau ditaksir?"

"Kalau yang pernah disuka sih pasti ada, walaupun diam-diam aja. Tapi kalau yang suka sama saya sih enggak tahu ya, mungkin enggak ada soalnya dulu saya super duper kuper." (kalau kuper kayaknya masih deh sampai sekarang). "Lagian, dulu takut banget ngelanggar peraturan, takut dihukum apalagi kalau sampai orang tua dipanggil, kan dobel tuh hukuman dari pesantren plus dari ortu. Alhasil ketakutan itu bikin enggak akrab sama anak putra dan enggak memungkinkan pacaran."


Teman saya terdiam sesaat mungkin merasa sungkan dan enggak enak udah menyinggung hal ini. Padahal sih buat saya pribadi enggak masalah, tapi memang tren anak muda zaman sekarang ditambah gencarnya media massa memprovokasi budaya pacaran, membuat saya maklum saat teman takut membuat saya tersinggung. Mungkin juga beberapa anak muda yang konon mengaku gahool geelaa (eh ini sih alay), akan berkata seperti ini jika saat itu mendengar kisah saya. 'Hari gini umur udah hampir kepala dua masih jomblo? Hati-hati loh jadi jomblo perak.' *Perak diidentikkan dengan usia 25 tahun, semacam perumpamaan emas untuk usia setengah abad atau 50 tahun. Dan akhirnya teman saya pun berkata, entah bermaksud menghibur atau memang benar-benar tanpa ada maksud apa pun.


"Wah, berarti beruntung dong yang nanti jadi pacar kamu, soalnya dia jadi yang pertama."  

Saya cuma tersenyum menanggapinya (sambil membatin 'Wallahu'alam' bisa jadi juga enggak akan pernah pacaran sebelum melepas masa lajang, ups!).


*****Time has gone*****

Dan memang segala sesuatu sungguh adalah sebuah misteri ilahi, seperti itulah juga kisah seorang cewek yang sebentar lagi menyandang status jomblo perak. Yess!!! Kok senang sih, jangan-jangan cuma akting sekedar menghibur diri? Asli, ini bukan akting, tapi bersyukur karena masih dilindungi sama Allah swt, untuk terhindar dari status pacaran. Karena konon katanya, tidak ada istilah pacaran dalam Islam. Kalau pun ada yang bisa menyakinkan bahwa tidak selamanya pacaran itu negatif, saya sendiri tidak yakin bisa terlindungi dari hal-hal yang tidak diperbolehkan agama. Jadi kalau merasa benteng diri ini tidak kuat, bukankah terhindar dari hal seperti itu, adalah suatu hal yang patut disyukuri?

Enggak pernah pacaran aja kadang bisa drop atau stres karena masalah lainnya. Apalagi kalau ditambah hal seperti itu, entah apa jadinya dengan diri ini kalau sewaktu-waktu muncul hal buruk. Jadi kenapa harus risih dengan ledekan atau gurauan tentang status jomblo? Toh, tanpa ditambah dengan pacaran pun dosa saya sudah menggunung tinggi, masa iya harus ditambah lagi? So, menjelang beberapa bulan lagi (kalau masih ada umur) saat usiaku mencapai dua puluh lima, dengan itu pula aku berhasil mencapai status sebagai jomblo perak. And I'll say "Thanks God, because You never give me a chance to make an illegal relationship before marry." Alhamdulillahirabbil'aalamiin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar