Pagi-pagi tanpa mendung, tanpa geledek kenapa tiba-tiba muncul kata telepati di pikiran. Jadi keingetan suatu memori tentang someone yang punya bakat telepati, aduh mungkin enggak penting banget buat di-share secara detail kisahnya. Cukup disimpan dalam taman ingatanku saja ya ^_^. Back to the main idea, setelah googling-googling (kacau banget bahasanya) ketemu lah beberapa penjelasan mengenai telepati.
Saya coba cari arti kata dari telepati menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (http://kamusbahasaindonesia.org/telepati):
"Daya seseorang untuk menyampaikan sesuatu kpd orang lain yg jauh jaraknya, atau dapat menangkap apa yg ada di benak orang lain tanpa mempergunakan alat-alat yg dapat dilihat."
Kalau kasus telepati yang dilakukan secara sengaja oleh dua orang di tempat berbeda, Saya belum menemukan contohnya. Tetapi hal ini biasanya secara refleks tanpa disadari kadang terjadi, dan biasa disebut kontak batin. Misalnya ketika anak dan ibu berada di tempat yang berjauhan. Saat si anak sakit meski tidak mengabari ibunya, bisa saja sang ibu akan menghubungi anaknya terlebih dahulu karena perasaannya tidak enak. Contoh lain yang dipercaya banyak orang adalah kalau terjadi apa-apa dengan salah satu dari anak kembar, maka saudara kembarnya akan merasakan hal yang sama. Tapi kalau masalah sakit yang bisa menular dan anaknya tinggal di satu rumah, jelas bukan hanya sekedar kontak batin, tapi memang ketularan sakit kan?
Sedangkan kalau fakta adanya seseorang yang bisa membaca pikiran orang lain, ini agak lumayan sering Saya dengar ceritanya. Kalau pernah bertemu langsung ya, si someone yang sempat disinggung di paragraf awal itu (jangan tanya siapa, karena ini menyangkut privasi orang lain ya. Hehe ngelesnya bisa banget, bilang aja enggak mau kasih tahu). Terus konon katanya orang-orang yang level spritualnya dianggap di atas normal dari orang kebanyakan, memiliki kemampuan seperti ini, baik mereka yang dikenal sebagai kyai, paranormal, dukun, dll. Wallahu'alam. Sedangkan kalau dilihat secara logika, maka para psikolog dan psikiater juga dianggap punya kemampuan membaca pikiran orang lain. Kalau ini Saya memang pernah membaca cara membaca pikiran orang lain dari bahasa tubuh dan mimik wajah seseorang.
Ternyata telepati bukanlah sesuatu yang hanya didapatkan berdasarkan bakat alam, atau setelah menjalani ritual tertentu seperti yang Saya bayangkan sebelumnya. Telepati dapat dipelajari oleh siapapun (dari berbagai sumber). Bagaimana caranya? Salah satunya dari tulisan seorang Kaskuser tentang telepati. Disana dikatakan bahwa latihan dasarnya adalah melatih kefokusan kita akan suatu hal. Misalnya membuat titik kecil dengan spidol hitam, kemudian diperhatikan kurang lebih 30 menit sehari, sampai kita dapat merasa seolah-seolah titik hitam tersebut menghilang. Saya sendiri belum mencoba dan mungkin bukan tipe orang yang sabar melakukannya. Lebih jelasnya dan takut Saya kebanyakan ngawur jelasin coba cek kemari http://www.kaskus.co.id/showthread.php?p=721629534
Dari blog http://wuryanano.wordpress.com/2008/10/21/mencoba-latihan-telepati/ dijelaskan lebih detail lagi mengenai cara berkonsentrasi untuk melakukan telepati, meskipun ditulis juga banyak yang gagal karena tidak mencapai tahapan rileks alias masih tegang. Sedikit kutipan dari blog tersebut tentang percobaan telepati (http://wuryanano.wordpress.com/2008/10/21/mencoba-latihan-telepati/):
"Cobalah berkonsentrasi selama beberapa saat pada BAYANGAN PIKIRAN yang hendak Anda kirimkan kepada seseorang, juga pikirkan bahwa Anda sangat ingin memproyeksikan PESAN tersebut dari tempat Anda berada ke beberapa tempat yang jauh. Kemudian konsentrasikan bahwa si penerima pesan Anda di beberapa tempat yang jauh dari Anda, bisa menerima pesan dari Anda. Dan, jangan lupa untuk memberikan segenap perasaan emosi Anda pada saat berkonsentrasi mengirimkan pesan secara TELEPATI itu. Kekurangan dari nilai emosional atau jika tanpa ada perasaan emosi yang menyelubungi pesan…maka itu sering menyebabkan proses Telepati menjadi gagal."
Tidak ada komentar:
Posting Komentar