Daisypath - Personal pictureDaisypath Anniversary tickers

Selasa, 23 Oktober 2012

84 Tahun Peringatan Sumpah Pemuda

 Bicara mengenai Sumpah Pemuda yang pertama kali diikrarkan pada Bulan Oktober, tanggal 28 di tahun 1928, maka mengingatkanku pada mata pelajaran favorit sejak duduk di bangku kelas 5 MI. Penyebabnya tak lain adalah karena untuk pertama kali (dan terakhir kali juga) mendapat nilai sempurna (100) karena saat ulangan IPS berhasil menjawab soal essay yang meminta untuk menuliskan teks proklamasi secara lengkap. Teman-teman yang lain juga benar semua jawabannya, hanya saja ada sedikit ada yang kurang saat menuliskan teks proklamasi, jadi rata-rata nilainya antara 95-98, nyaris sempurna. Sejak itulah sampai kelas 2 MA, tetap menyukai pelajaran sejarah. Waktu penjurusan meski hasil psikotes menunjukkan lebih cenderung ke bidang bahasa dan sosial, tapi tetap nekat memilih IPA, karena menghindari pelajaran ekonomi, yang saat itu selalu kesulitan membedakan antara debit dan kredit dari sebuah soal cerita khas ekonomi. Selain alasan tersebut, juga karena saat itu Biologi menjadi mata pelajaran bidang IPA yang kuminati, walaupun untuk matematika dan kimia jangan ditanya, mboten paham juga hehe.

Kembali ke sejarah dan tentang Sumpah Pemuda. Kalau sekarang tahun 2012, maka pada tahun ini adalah peringatan ke-84 tahun sejak pertama kalinya para pemuda dari berbagai daerah di Indonesia, berkumpul dan bersama-sama mengikrarkan sumpah yang terdiri dari tiga poin penting. Satu tanah air, satu bangsa, dan satu bahasa, yaitu Indonesia. Tidak ada lagi saling membanggakan suku, bahasa, atau kebudayaan daerah masing-masing, sebagai yang terbaik sedangkan yang lainnya lebih rendah.

Sederhana, namun tidak juga mudah diwujudkan meski zaman sudah moderen (katanya). Meski mayoritas kaum muda zaman sekarang menggembor-gemborkan gaya hidup yang (katanya lagi) mengedepankan pikiran terbuka. Menerima segala seuatu perbedaan untuk tetap bersatu dalam kedamaian dan toleransi, tapi belum semua kaum muda mampu menerapkannya. Lihatlah seberapa sering berita di TV memutar rekaman kaum muda (pelajar, mahasiswa, para pekerja, bahkan mereka yang sudah dipanggil "Ayah, Bapak, Papa" oleh anak-anaknya) begitu lihainya melempar batu, menusuk, membakar fasilitas umum. Hanya karena alasan memiliki perbedaan, terutama jika masalah utamanya berkaitan SARA. Nyaris sulit menemukan dua belah pihak yang bersebrangan pendapat, mampu duduk di dalam suatu ruangan, secara tertib dan damai menyelesaikan permasalahan. Padahal susah payah para pemuda Indonesia berjuang sampai lahirlah sebuah sumpah yang kini dikenal sebagai "Sumpah Pemuda."

Jika ditanya harapan yang tercetus dalam benak penulis setelah 84 tahun sejak peristiwa bersejarah tersebut, maka tidak muluk-muluk. Hanya ingin supaya tidak ada lagi kekerasan, tawuran, baku hantam, apalagi menimbulkan korban nyawa yang tidak ada sangkut pautnya dengan masalah yang diributkan. Hentikan semua kekerasan tersebut, apalagi jika permasalahannya hanya karena perbedaan hal-hal terkait SARA. Ingat kembali isi Sumpah Pemuda berikut ini:
  1. Kami putra dan putri Indonesia, mengaku bertumpah darah yang satu, tanah air Indonesia.
  2. Kami putra dan putri Indonesia, mengaku berbangsa yang satu, bangsa Indonesia.
  3. Kami putra dan putri Indonesia, menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia. 

 Jika kita pernah mendengar istilah sesama bus kota dilarang saling mendahului, maka bolehlah kita gunakan kalimat sesama pemuda Indonesia dilarang saling baku hantam. Hehe maaf, sama sekali bukan bermaksud ingin menyamakan pemuda Indonesia dengan bus kota, hanya ingin sedikit membuat analogi yang lebih sederhana dan sedikit unik. Daripada dianalogikan dengan hal-hal serius, nanti malah jadi pusing membaca postingan ini, ya kan?

Sebagai penulis (walaupun hanya bisa jadi penulis blog pribadi di dunia maya) mungkin salah satu hal yang paling sederhana dapat dilakukan ya menulis. Maksudnya menuliskan ide, gagasan, pendapat mengenai kemajuan pemuda Indonesia. Selanjutnya jika memiliki link kepada organisasi, LSM atau lembaga yang bergerak dalam bidang peningkatan kualitas pemuda, segera salurkan ide atau langkah awalnya bergabung untuk bersama-sama memajuka Indonesia. Tentu saja dengan semangat persatuan, tanpa memandang suku, agama, apalagi sekedar tampilan fisik.

Fasilitas yang ada semestinya sudah cukup untuk membuat para pemuda melakukan hal-hal posititf. Hanya saja mungkin bagaimana mensosialisasikannya itu, yang membuat masih adanya pemuda yang bertindak anarkis, dengan alasan sulit menemukan fasilitas atau pun media untuk menyalurkan produktivitas dan kreatifitas mereka ke arah yang positif. Mungkin blog bisa menjadi salah satu alternatif untuk menyebarkan semangat persatuan, dan saling menghargai perbedaan yang ada. Selamat hari Sumpah Pemuda, semoga kita semua pemuda Indonesia tetap bersatu selama Indonesia masih ada di muka bumi ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar