Ada yang bilang kreatifitas (kreatifitas atau kreativitas, tulisan bakunya) itu terkadang muncul di saat-saat kepepet. Di saat terdesak oleh keadaan, apa pun itu. Mungkin itulah yang terjadi padaku semalam. Saat mencoba membujuk adik sepupu yang masih berusia 4 tahun, supaya lekas tidur. Bukan hal yang mudah tapi juga tidak sulit namun perlu berbagai cara dengan memaksakan orang dewasa di sekitarnya lebih kreatif. Apalagi dengan suasana hati anak sekecil itu yang sedang ditinggal orang tuanya menunaikan ibadah haji. Mudah berubah-ubah, dan sulit diprediksi.
Tapi satu hal yang membuatku takjub adalah, kemampuan si kecil yang bisa menyembunyikan perasaannya. Terutama kalau sedang diungkap atau dibicarakan mengenai Abah, Ibu, kata "Haji", dan tanah suci. Saat ada liputan berita haji di TV pun, dengan santainya dia bisa tersenyum sambil melontarkan celoteh khas anak kecil yang membuat kami tertawa. Padahal saat ditelpon orang tuanya, meski sebelum-sebelumnya ada banyak hal yang ingin dibicarakan, seketika itu dia diam hanya mengangguk-anggukkan kepala. Mata berkaca-kaca, tapi air mata ditahan menetes, sama sekali tidak menangis sewajarnya anak kecil, kalau ingin menangis, ya menangis saja.
Kembali ke masalah kreatifitas dan membujuk anak kecil untuk segera tidur. Mungkin zaman dulu, zaman Saya masih kecil masih akrab kata "dongeng." Terlebih lagi dongeng Si Kancil dengan berbagai kisahnya bersama Pak Tani, Buaya, sampai tentang perlombaan larinya melawan Kura-kura. Atau pesan moral yang disampaikan dari kisah Bawang Merah dan Bawang Putih, yang nyaris semua orang tahu ceritanya. Meski sudah jarang melihat orang mendongeng, Saya pun memaksakan diri mencoba untuk menjadi pendongeng dadakan buat Si Sepupu kecil. Awalnya tentang Si Kancil yang memakan habis seluruh Timun siap panen milik Pak Tani, kemudian tentang Si Kancil yang berhasil mengelabuhi para Buaya dan menjadikan Buaya sebagai jembatan penyebrangan di sungai.
Dan semalam Saya nyaris kehabisan ide, karena hanya dongeng serba Si Kancil yang nyaris masih Saya ingat betul. Malam sebelumnya sempat mengarang dongeng hasil aransemen (emang lagu ^_^) cerita yang mendunia "Si Kerudung Merah dan Serigala." Tapi diubah dengan nama Indonesia (kalau ini request Si Putri kecil yang menamakan tokoh utama pakai nama temannya), dengan konflik dan ending cerita versi Saya (kalau ini memang lupa ending di cerita aslinya *_*). Akhirnya semalam keingetan kalau adikku punya file koleksi cerita anak-anak, tapi berbahasa Inggris. Dan inti dari postingan kali ini pun dimulai.
Meski itu cerita untuk anak-anak, tapi tetap saja secara tata bahasa menggunakan grammar dan vocabularies yang tidak sesederhana inti kisahnya (sok tahu menebak inti ceritanya). Maka dengan kesotoy-an tingkat tinggi Saya mulai mendongeng dengan hanya mengikuti beberapa kata yang dimengerti maknanya, selebihnya ngarang se-ngarangnya dan berusaha supaya ceritanya tetap bisa dipahami oleh seorang gadis usia 4 tahun. Berusaha menggunakan bahasa tidak baku, meski saat membaca teks Inggris itu selalu nyaris keceplosan kayak lagi belajar translate tugas bahasa Inggris zaman sekolah dulu. Parahnya lagi berusaha tiba-tiba nyiptain atau lebih tepatnya menggubah lirik lagu supaya sesuai sama cerita salah satu tokoh yang senang bernyanyi.
Jangan tanya semalam saya cerita apa saja untuk menjadi pendongeng dadakan (tapi lumayan seru, sambil mikir sambil memperhatikan ekspresi si pendengar, paham atau ga ya?). Wong, Saya sendiri sekarang lupa sendiri alur cerita karangan sendiri. Bukan cuma karena jumlah dongengnya yang lebih dari satu sebelum adik sepupuku benar-benar terlelap, tapi juga karena faktor kreatifitas spontanitas yang begitu mudah terlupakan. Mungkin jika suatu saat sedang ada mood untuk menulis cerita anak-anak, Saya akan coba memasukkan beberapa kisah karangan dadakan itu menjadi salah satu postingan di sini.
Jadi kalau orang bilang kepepet bisa membuat seseorang kreatif mendadak, Saya setuju 100%, meskipun kreatifitas tanpa sesuatu yang kepepet atau dalam situasi terdesak mungkin akan menghasilkan sesuatu yang lebih baik dan sempurna (aduh, ngutip kata favoritnya salah satu Magician ^_*). Terima kasih sudah mampir dan sejenak membaca kisah unik ga unik yang penting ditulis.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar