Daisypath - Personal pictureDaisypath Anniversary tickers

Rabu, 24 April 2013

Dilema

Melupakan orang yang pernah Anda cintai sama sulitnya dengan mengingat orang yang belum pernah Anda kenal (Mario Teguh). Sumber: http://www.facebook.com/permalink.php?id=52472954880&story_fbid=10151679040574881
Begitulah salah satu status yang diperbarui oleh Bapak Mario Teguh, pada tanggal 20 April 2013 lalu. Memang sangat sulit melupakan seseorang yang pernah masuk dalam kehidupan kita, bahkan telah mendapatkan suatu tempat spesial di sudut hati terdalam. Bahkan kadang tidak perlu ada ikatan khusus, sebuah kisah tentang suka, sayang, dan cinta sepihak (diam-diam) pun, sangat sulit untuk sekedar diabaikan. Selalu, lagi dan lagi, segala hal yang berhubungan dengan seseorang itu, pasti akan terkenang dalam waktu yang tidak sebentar. Walau sudah bertahun-tahun tidak bertatap muka atau sekedar menyapa lewat media sosial di internet, tetap saja hati ini masih terfokus padanya.
Maka, tidak salah jika dikatakan bahwa tingkat kesulitan dalam usaha melupakan seseorang yang kita cinta, sama seperti saat dipaksa untuk mengingat seseorang yang belum kita kenal. Jangankan orang yang belum dikenal, sama kenalan lama pun kadang kita masih sulit mengingat mereka, jika masa-masa kenalan yang lalu itu, tidak meninggalkan kesan mendalam di hati. Apalagi ini diminta untuk mengingat (mungkin maksudnya memikirkan atau membayangkan) orang yang belum kita kenal.
Lalu, bagaimana jika kedua hal tersebut bukan hanya sekedar perumpamaan dua hal yang berbeda waktu dan pelakunya? Maksudnya, kadang ada keadaan yang membuat kita mengalami dua hal tersebut secara bersamaan. Di satu sisi harus melepas kenangan dan perasaan kepada seseorang yang pernah (dan masih) dicintai, sedangkan di sisi lain ada seseorang yang belum kita kenal, tapi tiba-tiba masuk dalam kehidupan kita. Dan kondisi tersebut sepatutnya membuat hati kita lebih fokus padanya, bukan pada seseorang yang sepatutnya kita lupakan.
Memang hati (rasa) tidak akan pernah bisa sejalan dengan logika. Memang secara logika sepatutnya kita fokus pada yang cenderung lebih pasti, daripada yang belum jelas. Saat hati ingin menolak ini semua, di sisi lain tidak kuasa mengecewakan keluarga, apalagi orang tua. Lihatlah, bahkan saat berlelah untuk mempersiapkan segalanya, senyum dan tawa selalu mengiringi hari-hari mereka. Bahkan kondisi kesehatan yang sebelumnya kurang baik, serta keluhan yang dulu sering terdengar, nyaris hilang saat ini. Berganti menjadi sebuah kebahagiaan yang tidak dapat diungkapkan dengan kata-kata. Maka, betapa jahat dan durhakanya diri ini jika mementingkan ego dan menghancurkan segalanya.
Memang tidak mudah. Namun, diri ini hanya harus lebih bersabar dan butuh belajar lagi untuk menerima segalanya. Karena dari berbagai sisi, memang ini jalan terbaik yang harus ditempuh, jika Tuhan menghendaki demikian. Ikuti saja alurnya, jika ini bukan jalan terbaik, Tuhan akan mempersulitnya, tapi jika ternyata semuanya berjalan lancar, maka inilah mau-Nya Tuhan.
Melupakan sosok itu, dan berusaha mengingat dia yang belum pernah kukenal serta belajar menerimanya. Baiklah Tuhan, jika ini kehendak-Mu, akan kucoba memainkan skenario kehidupan yang telah Kau tulis untukku. Mungkin banyak yang mengalami hal seperti ini, bukan hanya diriku, tapi dirinya, mereka dan siapa pun yang sedang mengalami keresahan luar biasa di hatinya. Mari mencoba bersama-sama untuk menerima segala takdir kehidupan kita. Saya pun masih mencobanya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar