Daisypath - Personal pictureDaisypath Anniversary tickers

Selasa, 04 Desember 2012

Cerpen: TIBA SAATNYA


 “Ngedengerin ceramah??? Pasti BT banget. Tiap peringatan Isra Mi’raj pasti ada acara ceramah.” Aku hanya bisa bersungut-sungut dalam hati. Ya, hari ini peringatan Isra Mi’raj diisi dengan ceramah yang disampaikan oleh seorang wanita yang disebut ustadzah. BT banget, apalagi acaranya dipisah cowok dan cewek. Nggak bisa lihat doi deh. Dengan berat kulangkahkan kaki menuju aula. Anak-anak ROHIS sudah berdiri di samping pintu menyambut seluruh siswi SMU PUSPA BANGSA.
Fir, dateng juga lo, gue kira seorang Fira enggak bakalan mau ikut acara kayak gini.” “Sebenernya gue ogah, tapie nggak enak sama anak ROHIS. Waktu kita punya acara minggu lalu anak ROHIS udah mau dateng plus ngasih sambutan sebagai support mereka buat kegiatan KIR.” Lala hanya mengangkat kedua bahunya sembari berjalan di sisiku menuju deretan kursi di bagian tengah. Acara demi acara pun berlangsung meski aku mengikutinya dengan perasaan terpaksa.
**********
Perkataan ustadzah di aula kemarin telah membuatku sering merenung. “Fir, kenapa sih? Kayaknya gue perhatiin akhir-akhir ini jadi enggak fokus di kelas. Punya masalah?” “Enggak, lagi males aja.” “Oh, ya udah. Asal pelajaran jangan sampai keteteran gitu dong.” “Sip, makasih ya, La.”
Lala sahabat yang selalu setia mendengarkan uneg-unegku. Selain itu, di KIR aku menjabat sebagai ketua dan Lala adalah sekretaris. Jadi makin kompak deh. “Teeetttt…”. Bel berbunyi, tanda waktu pulang telah tiba. Seperti biasanya Aku pulang bareng Lala. “Fir, lo mau nemenin gue ke toko buku nggak? Bokap nitip something sama gue.” “Oke, gue mau nemenin kok”. Kuiyakan permintaan Lala karena memang Aku sedang malas buru-buru pulang ke rumah yang sepi.

Di  Knowledge Book Store.
Pandanganku tertuju pada buku bercover hijau dengan judul “WANITA dan JILBAB.” Ingatanku kembali pada saat acara Isra Mi’raj di sekolah. Ustadzah Aisyah berkata bahwa islam mewajibkan umatnya khususnya muslimah untuk menutup aurat. Caranya, dengan berjilbab. Kuambil buku itu dan kubaca sinopsisnya di cover bagian belakang. “Sering tidak kita sadari bahwa rambut dapat mengundang maksiat. Maka di buku ini dijelaskan perintah Allah dan Rasul-NYA untuk menutup aurat dengan berjilbab bagi wanita.”
“Fir, ngapain lo? Pulang yuk.” Ucapan  Lala mengagetkanku. Refleks kukembalikan buku itu ke tempatnya. Sepanjang perjalanan, Lala menceritakan kisah buku yang ia beli, namun aku hanya menganggapinya dengan kata-kata “Ya, bagus banget” dan mengangguk-angguk seolah memperhatikan ucapannya.
**********
“Bunda, kapankah seorang muslimah diwajibkan berjilbab ?” Bunda termenung sesaat kemudian tersenyum, “Fira, sebetulnya ketika perempuan sudah baligh, maka ia wajib menutup auratnya. Tapi kalau sudah berjilbab harus konsisten. Jangan memakai jilbab dengan niat setengah-setengah.”
Aku terdiam dan berpikir apakah aku sudah siap dengan segala hal yang akan kuhadapi nanti. “Apa kamu berniat berjilbab ?” Bunda seperti tahu apa yang ada di benakku. “Mungkin, tapi kayaknya nggak sekarang, soalnya Fira ingin menguatkan tekad terlebih dahulu.” Bunda tersenyum penuh harap putrinya akan mengikuti jejaknya yang berjilbab sejak tiga tahun lalu.
**********
Kegaduhan terjadi di depan kantor TU. Nilai UAN sudah diumumkan. Ada yang melonjak senang karena lulus, ada pula yang menangis karena tidak lulus dan harus mengikuti remedial saat yang lulus sudah libur nantinya. Ada pula yang tak berekspresi karena tak tahu melanjutkan kemana.
Aku lulus dengan rata-rata 9,00. akhirnya aku berhasil meraih PMDK di FMIPA UI. Sedangkan Lala mendapat PMDK di FKM UI, jadi kami masih akan tetap dekat dan mudah untuk bertemu. Saat inilah aku berani terus terang padanya perihal keinginanku untuk berhijrah.
Lala memelukku penuh haru. “Alhamdulillah, akhirnya hidayah telah datang. Kok kebetulan, aku juga ingin mengatakan hal yang sama.” Ketika pelukan lepas, kami berjanji akan bersama-sama berhijrah. Bersama-sama konsisten, sampai akhir hayat. Aamiin.


Ditulis di Kota Hujan, sekitar bulan Oktober atau November 2004

Tidak ada komentar:

Posting Komentar