Daisypath - Personal pictureDaisypath Anniversary tickers

Jumat, 01 Februari 2013

Teror By The Cicak's Family :(

Akhir-akhir ini merasa ada yang menerorku. Bukan diteror oleh orang lain, tetapi oleh binatang bernama cicak -_-. Kira-kira dua minggu yang lalu setiap ba'da Isya (sekitar pukul 07.30 malam) ada seekor induk cicak yang sedang bunting selalu muncul tepat di dinding atas yang sejajar dengan kakus. Bayangkan selama beberapa hari ada cicak muncul di waktu yang nyaris sama, dan dalam keadaan berbadan dua pula (eh, mungkin lebih dari dua ya, secara itu cicak mengandung lebih dari satu ekor anak). Selama beberapa hari itu pula di waktu yang sama Aku memilih menggunakan kamar mandi lainnya atau menunggu sampai si cicak menghilang (ternyata cicaknya lebih lama bertahan daripada mataku yang sudah protes minta istirahat).

Malam kemarin dan malam ini, muncul lagi cicak yang hobinya melamun (soalnya enggak kedengeran suaranya lagi ngomong tuh *_*) di tempat dan waktu yang sama. Bedanya kali ini ukurannya lebih kecil. Kemungkinan besar si cicak mungil itu adalah bayi cicak dari induk cicak yang waktu itu masih berperut buncit. Please deh, enggak induk enggak juniornya masih saja menerorku. Tapi kali ini kuberanikan diri tetap menggunakan kamar mandi, meski rasanya aneh kayak dimata-matai oleh makhluk yang katanya makan nyamuk. Mana buktinya? Banyak cicak di rumah tapi masih saja banyak nyamuk yang bergerilya demi setetes darah manusia.

Walaupun masih merasa takut tapi tetap berusaha menunjukkan pada si cicak junior, kalau Aku tidak takut padanya (pura-pura cuek kayak bebek). Sambil sikat gigi sambil mikir, apa sih penyebabnya hobi banget para cicak memunculkan diri di hadapanku? Betah lama-lama melamun sok cool gitu pula, padahal udah disemprot air dan cairan pembunuh serangga (memang salah senjata sepertinya). Aha! I think I know the reason.

Mungkin penyebab utamanya adalah, diriku yang tidak punya keberanian berperang membasmi si cicak, seperti Mama. Aduh, kenapa bawa-bawa Mama ya? Jadi begini suatu saat ketika sedang duduk bersantai sejenak setelah lelah seharian, tiba-tiba saja Mama dengan sigap mengambil sapu lidi. Berusaha memukul seekor cicak yang sedang diam-diam merayap di dinding, yang tidak ada nyamuk melintas. Memang insting binatang lebih peka dengan suara gerakan manusia, sudah pasti cicaknya menang alias lolos dengan selamat. Sekali, dua kali cicaknya menang, sampai akhirnya cicak tersebut kehabisan tenaga (ngaco) dan menggelepar di lantai terkena sabetan sapu lidi. Yes, Mama menang :).

Lain waktu ada cicak lagi dan kejadian perang itu berulang lagi. Kupikir ada dendam apa beliau dengan cicak, ternyata menurut penjelasan Mama dikuatkan oleh ceramah pak ustad, bahwa membunuh cicak itu berpahala. Kenapa? Karena zaman dahulu orang kafir (yang berniat membunuh nabi) menemukan tempat persembunyian Rasulullah saw dan para sahabat, karena ulah cicak yang bersuara nyaring. Selain itu cicak juga menyebarkan najis di dalam rumah, melalui kotorannya. Jadi ada pahalanya saat kita membunuh cicak.

Tapi walau sudah tahu hukumnya, yang namanya rasa geli cenderung takut, masih mengalahkanku untuk mendapatkan pahala dari satu hal yang hukumnya sunnah tersebut. Pantas saja the cicak's family betah lalu lalang di kamar mandi dan kamarku, karena ancaman terbunuhnya lebih kecil dibandingkan di ruangan lainnya. Baiklah kalau begitu mulai detik ini tidak boleh takut melawan cicak (antara yakin tidak yakin), supaya teror mereka bisa berhenti menghantuiku. The cicak's family, go away from my zone!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar