Daisypath - Personal pictureDaisypath Anniversary tickers

Senin, 04 Februari 2013

Ketik, Hapus, Ketik Lagi, Delete or Cancel?

"Saya tidak dapat menulis lima kata tanpa mengubah tujuh kata sebelumnya." (Dorothy Parker dalam Goldberg, 2004)

Tumben-tumbenan mengawali tulisan dengan sebuah kutipan. Bukan tanpa alasan, karena setelah kemarin posting tulisan tentang buku Daripada Bete, Nulis Aja!, kutemukan (tepatnya kembali membaca) sebuah kutipan yang "Gue Banget", bahkan sesaat sebelum menulis artikel kali ini pun masih saja terjadi.

Sudah niat akan menceritakan kalau hari ini antri berdiri selama 2 jam di bank. Kalau diisi ngeblog atau blogwalking, lumayan banget kan? (Ealah, udah diceritain to ya?). Sudah dapat beberapa kalimat hampir satu paragraf, akhirnya dihapus lagi. Ganti akan bercerita tentang kuliner, akibat menonton Chef Billy, dan Chef Arnold berturut-turut di channel berbeda, enggak jadi lagi (nyesek ingat belum siap daftar audisi Master Chef akibat bingung belum punya signature dish -_-).

Sampai akhirnya berhenti sejenak menulis, dengan mengalihkan pandangan ke mentor pribadiku (buku tutorial menulis). Akhirnya, menemukan kutipan tersebut, yang sukses menusuk jantung (lebay *_*). Sekarang sih pakai laptop, jadi kalau edit, hapus, ketik lagi, hapus lagi, cuma berisiko bikin cape si laptop. Kalau dulu, zaman masih corat-coret di kertas, pasti banyak banget kertas tak berdosa, dibuang begitu saja akibat penulisnya terlalu sering mengedit (baca: mencoret) tulisannya. Makanya ada seorang penulis yang berkata seperti ini...

"Keranjang kertas buangan adalah teman baik penulis." (Isaac Bashevis Singer dalam Goldberg, 2004)

Hayoo, ngaku deh pasti sering kan mengalami hal seperti ini? Kadang diri ini juga sempat kesal padaku (maksudnya kesal sama diri sendiri), akibat dengan teganya menekan tombol delete pada tulisan yang sudah setengah jadi lebih dari 5 paragraf. Tapi, ya itu tadi kadang apa yang sudah di-delete itu suatu saat akan diketik lagi. Se-segera mungkin atau setelah jeda waktu sekian hari, minggu, bulan, atau tahunan.

Kesimpulannya memang benar apa kata para penulis yang sudah senior. Saat menulis, hindarilah mengedit tulisan sebelum tulisannya selesai. Memang godaan buat ngedit di tengah-tengah tulisan itu, sangatlah kuat. Dan parahnya kalau sampai tergoda, maka tulisan akan lebih lama selesai atau tidak akan menemui ending-nya. Alias akan menemui kebuntuan.

Sampai di sini dulu ya. Tampaknya "Malam Minggu Miko"-nya Bang Raditya Dika dkk. udah menggoda minta ditonton. Good night all :).



Tidak ada komentar:

Posting Komentar