Setelah sekian lama menulis di blog tercinta ini, ada satu hal yang baru saya sadari. Tepatnya setelah dua hari ini tidak sempat meng-update tulisan, karena dilanda dismenore. Selain jungkir balik, duduk salah, berbaring salah, hibernasi setelah hari sebelumnya hanya tidur 3 jam, dan kemarin malam begadang menonton Perahu Kertas 2, kegiatan lainnya adalah kembali membaca buku-buku yang lama tak tersentuh.
Akhirnya, saya pun menemukan sebuah kesalahan yang selama ini dilakukan dalam setiap tulisan terdahulu. Yaitu menggunakan huruf kapital untuk penggunakan kata "saya" atau "aku", di tengah kalimat. Dari sekian buku yang saya baca, ternyata tidak perlu menggunakan huruf kapital ketika menyebut "saya" atau "aku" jika terletak di tengah kalimat. Rasanya tidak sempat untuk kembali mengedit setiap tulisan yang sudah terlanjur salah itu. Tapi untuk kali ini dan seterusnya, kesalahan tersebut harus diperbaiki. Dan biarlah kesalahan di tulisan terdahulu, menjadi sebuah pengingat dan pembanding antara setiap tulisanku dari masa ke masa.
Benar ternyata, saat saya pernah mengikuti pelatihan menulis dari FLP Ciputat, beberapa tahun silam. Kami diberitahu oleh para senior, bahwa kegiatan menulis tidak terlepas dari kegiatan membaca. Saat bingung mencari ide tulisan, maka kita bisa membaca buku-buku favorit, dan sesaat kemudian maka ide tulisan pun bisa datang bertubi-tubi. Selain membaca, kita juga bisa memperhatikan kejadian, atau segala sesuatu yang terjadi di sekitar kita. Dari sanalah kita bisa memikirkan suatu ide untuk dikembangkan menjadi sebuah artikel, opini dari sudut pandang pribadi, puisi, cerpen, atau bahkan novel.
Saya sendiri, masih sebatas mencoba aktif di blog sebagai tempat melatih diri untuk terus produktif menulis. Dan jika ada yang membaca atau berkenan memberikan komentar, saya akan sangat berterima kasih. Karena dari komentar itulah, saya bisa mengukur apa saja yang perlu ditingkatkan dari setiap tulisan. Apa yang harus dikurangi atau diperbaiki, supaya bisa menghasilkan tulisan yang tidak hanya memuaskan batin sendiri akan hasrat menulis. Tetapi juga bisa memberi manfaat kepada siapa pun yang membacanya.
Terkadang tidak selalu harus menguasai suatu bidang terlebih dahulu, baru berani menuliskan tentang hal tersebut. Tetapi, karena sudah ada keberanian menulis itulah, kita bisa mempelajari banyak hal. Dan bukan mustahil jika suatu saat bisa menguasainya, dari setiap proses menulis yang kita lewati.
Bertahun-tahun mempelajari Bahasa Indonesia di bangku sekolah, tidak akan cukup membuat kita paham dan mengaplikasikan EYD dengan baik, tanpa adanya sebuah praktik menulis. Jika saya boleh jujur, rasanya ingin kembali mengulang belajar Bahasa Indonesia dari nol. Tapi, setelah dipikir-pikir justru kebalikannya. Saya menulis, menulis, dan menulis, kemudian dari proses itulah saya bisa sekaligus mempelajari materi Bahasa Indonesia yang baik dan benar. Terutama bahasa tulisan, yang menjadi latihan awal untuk dapat berkomunikasi secara lisan dengan baik. Salam semangat untuk semua ^_^.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar