Daisypath - Personal pictureDaisypath Anniversary tickers

Selasa, 08 Januari 2013

I Choose An Instrumental Music

Buat yang pernah mampir ke blog ini (Sok yakin aja nih kalau bakal ada yang mampir lagi setelah sekali kejebak masuk), mungkin merasa ada perubahan di sini. Pertama gambar background-nya yang sudah tidak memakai latar cabai aneka macam itu, juga pada jenis musik yang dipasang. Untuk masalah background, dengan berat hati harus diganti karena setelah blogwalking, menemukan suatu informasi yang menyatakan untuk desain blog, sebaiknya menghindari warna yang membuat mata tidak nyaman. So, jadi merasa tertohok karena saat itu warna latar belakang blog ini lumayan ngejreng, kuning terang meski agak pucat tetap saja bisa menimbulkan ketidaknyamanan saat membaca postingan. Untuk mencegah sakitnya mata para visitors, akhirnya background-nya positif diganti.

Selanjutnya tentang musik yang dipasang di blog. Sebagaimana kepolosan seorang blogger newbie, maka setiap kali dapat info tutorial nge-blog pasti semangat buat mempraktekkannya.  Salah satunya adalah memasang lagu supaya saat ada yang mampir ke blog, bisa mendapatkan lebih dari sekedar artikel. Entah sudah berapa kali ganti lagu, sampai akhirnya kali ini membuat suatu perubahan di sini. Apakah itu? Bagaimana sebab musabab-nya sampai keputusan ini diambil?

Suatu saat Saya menemukan cara mudah dalam mengetahui ada tidaknya kesalahan penulisan artikel yang telah diposting. Karena jika dibaca ulang di kotak tempat menulis artikel, ada saja yang terlewat. Mungkin karena sudah keburu bosan selama beberapa waktu melihat kotak tersebut. Jadi lebih baik langsung di preview pada tampilan halaman blog. Anggap saja membaca tulisan sendiri, tapi memposisikan diri sebagai para visitors blog yang sama sekali tidak mengenalku.

Ternyata, eh ternyata lagu yang Saya pasang di blog meski kadang cocok untuk beberapa posting, tapi sangat tidak nyambung ketika diperdengarkan saat membaca postingan lainnya. Misalnya lagu terakhir yang dipasang di sini, yaitu Summer-nya JKT48 yang iramanya riang. Kalau dipadankan dengan tulisan yang serius atau menyedihkan, jadi aneh. Belum lagi kalau pengunjung blognya ternyata tidak menyukai lagu tersebut, atau tidak mengerti bahasanya (Ge-eR kali aja ada visitor yang bukan orang Indonesia). Mungkin ada juga orang yang tidak begitu suka membaca sambil mendengarkan lagu yang ada liriknya.

Kemudian terbesit untuk menggunakan musik instrumental. Hanya dua musisi yang Saya tahu sebagai ahlinya instrumental (Memang wawasan musiknya kurang), yaitu Kenny G dan Kitaro. Kenny G memang dulu cukup sering Saya lihat di TV, khususnya karena beliau sering mengaransemen lagu-lagu yang mendunia, menjadi suatu musik instrumental baik dengan piano atau saxophone. Sedangkan karyanya Kitaro, baru Saya dengar saat sekolah di pesantren. Waktu itu setiap ada pertunjukan dari ekskul bela diri, nyaris semua memakai backsound dengan musiknya paman Kitaro (Berasa akrab deh). Kemudian sempat juga menggunakan musiknya Kitaro saat ikut tampil dalam pementasan musikalisasi puisi dalam bahasa Inggris. Hehe, bukan Saya yang baca puisinya, tapi berperan sebagai salah satu dari pemain dramanya biar lebih dramatis. kalau tidak salah temanya tentang penderitaan muslim di Palestina, jadi tidak ada dialog, hanya berpura-pura jatuh (Lumayan sakit sih) sambil berteriak minta tolong dan mengucap Allahu Akbar.

Setelah menjalani penyeleksian dari beberapa musik instrumental karya Kenny G dan Kitaro, maka salah satunya sukses terpilih sebagai backsound blogku (Kayak apaan aja pake seleksi-seleksian). Kalau dipikir-pikir selain membuat pembaca tidak terganggu dengan lirik lagu yang diperdengarkan, memakai musik instrumental memiliki satu keuntungan lagi. Yaitu kapasitasnya yang lebih kecil dari lagu dengan lirik, membuat risiko loading lama menjadi berkurang (Mudah-mudahan ya). Akhirnya mulai detik ini kuputuskan untuk tetap menggunakan musik instrumental sebagai backsound blog.

Jadi ingat akan satu hal lagi, yaitu musik yang selalu diputar di toko-toko buku yang berlokasi di mall. Berdasarkan ingatanku, sepertinya mereka selalu memutar instrumental bukan lagu yang ada liriknya. Dan itu sukses membuat orang betah lebih lama di dalamnya sembari membaca/memilih buku (Setidaknya orang sepertiku). Mungkin musik instrumental juga punya efek menenangkan, tanpa mengganggu konsentrasi saat membaca. Siapa tahu kan? Namanya juga analisis asal-asalan, bisa benar bisa juga salah. Thank's for visiting, wish you all be happy!!!


3 komentar:

  1. Instrumen itu lebih memang menyenangkan ^_^

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih Mbak Dita, sudah melakukan kunjungan balik dan ngasih komentar... hehe suka juga ya dengerin musik instrumental? Salam kenal ^_^

      Hapus