Daisypath - Personal pictureDaisypath Anniversary tickers

Sabtu, 26 Januari 2013

Learning From "God of Study"

Masa-masa Ujian Nasional (UN) sudah dekat, dan ketegangan serta kekhawatiran calon pesertanya akan semakin mewabah. Apalagi kalau setelah dilaksanakan Try Out (TO) hasilnya masih jauh dari target minimal. Begitulah kenyataannya sejak zaman namanya masih Ebtanas, Ujian Akhir Nasional (UAN), sampai sekarang disebut UN. Setelah lulus (khusus yang SMA) pun masih harus dibuat ketar-ketir dengan ujian masuk perguruan tinggi (negeri terutama). Hal ini juga yang diangkat ke dalam sebuah drama Korea berjudul God of Study atau Master of Study. Katanya sebelumnya cerita ini dibuat dalam bentuk komik Jepang.

Saat itu penulis baru menonton dramanya, beberapa tahun setelah lulus dari SMA (Aliyah sih tepatnya). Jadi beberapa saat menjelang UAN belum mendapat stimulus tambahan dari drama tersebut. Menyadari kenapa hasil UAN-ku dulu hanya lulus dengan pas-pasan. Tentu saja karena kurang kerasnya usaha untuk belajar mati-matian demi kelulusan. Sangat kontras dengan apa yang disajikan dalam drama, ketika para pemerannya (siswa-siswi dari sekolah yang mendapat predikat buruk di mata masyarakat) yang nyaris tidak punya niat belajar, berubah menjadi begitu semangat belajar.

Tentu saja dengan bantuan beberapa guru yang masih peduli dengan murid dan sekolahnya (karena dari awal guru-gurunya saja banyak yang pesimis, malah pasrah kalau sekolah mau ditutup), seorang pengacara berusaha melakukan segala cara supaya image sekolah tersebut membaik. Juga membantu para murid yang sebelumnya dianggap produk gagal, bisa bersaing dengan murid sekolah favorit di seluruh Korea. Seperti kebanyakan drama Korea, yang dengan jelas menyisipkan pesan positif di setiap episodenya, di God of Study juga demikian. Misalnya saat episode belajar bahasa Inggris, di akhir cerita akan diberitahukan tips supaya mudah memahami pelajaran, serta dengan mudah menjawab soal ujian. Kalau jauh-jauh sebelum UN, pernah menonton drama ini menurutku pasti memacu semangat dan motivasi para murid SD, SMP, dan SMA. Jadi kemungkinan stres mereka berkurang, sekaligus menambah semangat untuk semakin rajin dan bersungguh-sungguh belajar (sampai benar-benar memahami segala jenis soal).

Inti cerita dari drama ini adalah saat sebuah sekolah (kayaknya milik swasta/yayasan keluarga gitu) terancam ditutup karena dianggap sekolah yang murid-muridnya sering membuat masalah dan berprestasi akademik buruk (kayaknya mau bangkrut juga sekolahnya). Kemudian muncul seorang pengacara yang mau membantu sekolah itu supaya tidak ditutup (ternyata beliau alumni sekolah itu, pantesan bertekad kuat memajukan almamaternya). Maka akhirnya dicapai negosiasi (mungkin sama dinas pendidikan) kalau mereka berhasil membuat 5 orang siswanya masuk universitas favorit, maka penutupan sekolah akan dibatalkan.

Tapi bukan perkara mudah, bahkan untuk sekedar menemukan siswa-siswi yang mau untuk diikutkan dalam program belajar di kelas khusus (seperti bimbingan belajar intensif). Walau nyaris gagal, akhirnya didapat 5 orang siswa yang bersedia mengikuti kelas khusus tersebut (2 perempuan dan 3 laki-laki). Bukan drama Korea memang jika tidak ada unsur romantisnya. Seperti biasa kisah cinta segitiga dan cinta segiempat, ditampilkan baik antar murid, dan antara guru, pengacara, dan direktur sekolah. Tapi jangan fokus di kisah romantisnya, kita alihkan perhatian kita pada cara belajar mereka menghadapi ujian akhir sekolah dan ujian masuk universitas.

Jam belajar di kelas khusus lebih lama daripada teman lainnya di kelas biasa, sampai malam. Bahkan di masa-masa tertentu mendekati waktu ujiannya, mereka menginap di sekolah. Semacam kemping supaya kegiatan belajarnya lebih disiplin dan bisa saling menyemangati antar teman. Dan memang bukan hal mudah untuk mencapai tujuan akhir, sesekali ada yang merasa nyaris putus asa, ditambah beberapa masalah keluarga masing-masing yang hampir membuat mereka berhenti sekolah, juga kesalahpahaman antar sahabat karena menyukai orang yang sama.

Paling terharu waktu melihat Bong Goo, yang paling rajin dan semangat belajar tapi nilainya tetap paling rendah di antara teman-temannya. Karena malu dan merasa kecewa pada diri sendiri, dia jadi menghindar dari semua orang bahkan nyaris berbuat nekat. Jadi ingat bahwa beberapa tahun silam ada saja siswa yang memilih bunuh diri karena stres pra UN dan pasca UN. Semoga tahun ini dan tahun-tahun ke depannya tidak ada korban lagi. Aamiin.

Kalau ingin tahu lebih pasti ceritanya, sudah banyak blog yang mengulas sinopsisnya. Nanti kalau dibahas semua di sini jadi terlalu bosan lama-lama baca tulisan ini. Berikut ini foto para tokoh utama di God of Study. Kalau penulis cenderung suka sama karakter Gil Pul Ip yang selalu berusaha ceria di depan semua orang. Sumber gambar dan referensi dari Wikipedia (dari kiri - kanan: Oh Bong Goo, Na Hyun Jung, Hwang Baek Hyun, Gil Pul Ip, dan Hong Chan Doo).

Selamat belajar adik-adik yang akan menempuh UN. Semoga semuanya lulus dengan nilai terbaik ^_^.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar