Akhir-akhir ini merasa jadi orang yang super duper eror. Kadang jadi cepat lupa, sering kesandung, kepentok, keserimpet, atau merasa sempoyongan, yang akhirnya sukses menghasilkan memar di beberapa bagian tubuh.
Kalau berjalan jadi kurang seimbang atau sering nabrak pinggiran meja dan kaki kursi sih, bisa jadi karena sudah waktunya ganti kacamata. Bahkan kemarin pun sudah nge-bolang sendirian survei ke optik, tapi belum deal pesan, karena masih pikir-pikir siapa tahu ada tempat lain yang lebih terjangkau harganya dengan kualitas sama baiknya (sebagai cewek yang bukan ahli belanja, belajar nawar ceritanya). Sementara ini memang kacamata yang lama masih nyaman dipakai (minimal masih bisa dipakai melihat dengan jelas), walaupun sebenarnya ukuran minus serta silindernya sudah bertambah.
Bukan maksud menunda-nunda, tapi karena kali ini ada yang beda dalam hal proses pergantian kacamata dari yang sebelum-sebelumnya. Yaitu untuk suatu kepentingan, kelak saya memerlukan lensa kontak (sebenarnya diharuskan belum murni keinginan pribadi). Padahal dari dulu sama sekali tidak pernah memakainya, dengan alasan saya bukan cewek yang teliti untuk memakai dan merawat benda mungil untuk dipasang tepat di iris mata itu.
Malas ribet-ribet juga sih (padahal yang sudah biasa ber-lensa kontak-ria pasti tidak menganggap itu hal yang ribet), karena membayangkan saat pemakaian dan pelepasannya yang menurutku agak horor. Suatu benda asing tiba-tiba dimasukkan ke dalam mata, bagian tubuh yang terdiri dari jaringan lunak. Pakai kacamata saja masih suka dipakai saat ketiduran, apalagi lensa kontak? Makanya pesan kacamata nanti saja deh sekalian pesan lensa kontak (jarang nemuin lensa kontak yang ready stock di optik, untuk ukuran minus yang cukup tinggi) kalau hatinya sudah mantap nekat mencoba soft lens. *modus biar dapat harga diskon dengan alasan tidak sekedar pesan kacamata to'
Malas ribet-ribet juga sih (padahal yang sudah biasa ber-lensa kontak-ria pasti tidak menganggap itu hal yang ribet), karena membayangkan saat pemakaian dan pelepasannya yang menurutku agak horor. Suatu benda asing tiba-tiba dimasukkan ke dalam mata, bagian tubuh yang terdiri dari jaringan lunak. Pakai kacamata saja masih suka dipakai saat ketiduran, apalagi lensa kontak? Makanya pesan kacamata nanti saja deh sekalian pesan lensa kontak (jarang nemuin lensa kontak yang ready stock di optik, untuk ukuran minus yang cukup tinggi) kalau hatinya sudah mantap nekat mencoba soft lens. *modus biar dapat harga diskon dengan alasan tidak sekedar pesan kacamata to'
Tapi ke-senewen-an lainnya juga tidak berhenti di masalah memar-memar yang membuat kulit jadi lebih berwarna (masih aja nge-jayus). Masa' sih sering lupa, ada hubungannya sama penambahan tingkat keparahan rabun mata? Baru meletakkan kacamata di atas kasur, tiba-tiba semenit dua menit kemudian kelimpungan mencari kacamata, apalagi matanya sudah rabun, otomatis mencarinya sambil menunduk-nunduk, memicingkan mata dan tangan terjulur kalau-kalau si kacamata tak terlihat tapi bisa teraba.
Kalau lah tidak benar-benar melupakan suatu hal, sesekali ada saja keraguan setelah beraktivitas. Misal, setelah membantu Mama di dapur menjelang waktu berbuka puasa, di kamar baru kepikiran, tadi kompor sudah dimatikan belum ya? Hasil gorengannya sudah dipindah ke piring belum? Disuruh apa lagi sih tadi, kayak ada yang kelupaan? Padahal ketika di cek lagi, semua sudah rapi alias tidak ada masalah yang muncul karena kecerobohan saya.
Satu saja yang nyaris tidak terlewatkan, berubah jadi banci masker anti jerawat. Akhirnya menyerah juga untuk mau mencoba pakai 'topeng' malam-malam demi tidak membuat orang-orang fokus sama jerawat saya belakangan ini. Kalau tiap hari diingetin mulu tentang jerawat, bisa-bisa makin stres, dan si jerawat bukannya ngilang malah makin banyak nantinya. *bersyukur matanya rabun, jadi enggak perlu ketakutan melihat (dengan jelas) muka sendiri saat membubuhkan dan membilas si 'topeng' biar kata malam-malam sendiri di kamar mandi.
Dulu pernah ke dokter, dan terbukti kurang cocok sama paket krim dan sabun yang harganya cukup menguras kantong. Ganti dokter lain? Enggak berani ambil risiko dulu, karena masalah kulit wajah sangat sensitif. Cocok-cocok-an, pengobatan yang mahal tak selalu efektif mengatasi masalah, dan yang murah juga belum tentu dikatakan tidak berkhasiat. Untuk beberapa minggu lalu lumayan lah pakai masker irisan tomat jerawatnya lebih cepat kering (sekarang lebih pilih sesekali makan tomat rebus, biar sari buah dan vitaminnya diserap tubuh dari dalam) dan baru seminggu ini hampir tiap malam (kalau ingat) nyoba masker anti jerawat S*r* *Y*, tampaknya cukup membantu mengeringkan jerawat serta menyamarkan bekasnya. Ada yang lebih bagus dari itu? Yang lebih mahal banyak... #Ups,Ngiklan deh.
*Kalau puyeng bacanya karena kesalahan ketik di sana-sini, harap maklum. Penulisnya sedang senewen tingkat tinggi dan belum ganti kacamata.
Satu saja yang nyaris tidak terlewatkan, berubah jadi banci masker anti jerawat. Akhirnya menyerah juga untuk mau mencoba pakai 'topeng' malam-malam demi tidak membuat orang-orang fokus sama jerawat saya belakangan ini. Kalau tiap hari diingetin mulu tentang jerawat, bisa-bisa makin stres, dan si jerawat bukannya ngilang malah makin banyak nantinya. *bersyukur matanya rabun, jadi enggak perlu ketakutan melihat (dengan jelas) muka sendiri saat membubuhkan dan membilas si 'topeng' biar kata malam-malam sendiri di kamar mandi.
Dulu pernah ke dokter, dan terbukti kurang cocok sama paket krim dan sabun yang harganya cukup menguras kantong. Ganti dokter lain? Enggak berani ambil risiko dulu, karena masalah kulit wajah sangat sensitif. Cocok-cocok-an, pengobatan yang mahal tak selalu efektif mengatasi masalah, dan yang murah juga belum tentu dikatakan tidak berkhasiat. Untuk beberapa minggu lalu lumayan lah pakai masker irisan tomat jerawatnya lebih cepat kering (sekarang lebih pilih sesekali makan tomat rebus, biar sari buah dan vitaminnya diserap tubuh dari dalam) dan baru seminggu ini hampir tiap malam (kalau ingat) nyoba masker anti jerawat S*r* *Y*, tampaknya cukup membantu mengeringkan jerawat serta menyamarkan bekasnya. Ada yang lebih bagus dari itu? Yang lebih mahal banyak... #Ups,Ngiklan deh.
*Kalau puyeng bacanya karena kesalahan ketik di sana-sini, harap maklum. Penulisnya sedang senewen tingkat tinggi dan belum ganti kacamata.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar