Assalamu'alaikum dunia... Spesial untuk para muslim dan muslimah sedunia, masih semangat kan menjalankan puasa hari ini? Saya sendiri masih semangat (nge-blog maksudnya) walau setelah sahur tadi, resmi disuruh libur dulu ibadah puasanya oleh Allah.
Lumayan sakit menahan rasa nyeri yang selalu hadir setiap bulannya, biasa lah perempuan. Setelah sekian lama tidak menulis di sini, maka sembari terapi laptop (hangatnya bagian bawah laptop menggantikan kompres air hangat di atas perut), maka saya sempatkan mencurahkan isi hati dan pikiran, demi mengalihkan rasa nyeri.
Setelah sebelumnya pernah cerita tentang proses pencetakan gigi tiruan, maka kemarin tepatnya Kamis 11 Juli 2013 dua buah gigi tiruan tersebut sudah bisa dipasang, tentu pertama kalinya dibantu oleh dokter. Apa pun itu, segala hal yang baru kita temui, kenali, dan dapatkan, memerlukan waktu untuk beradaptasi. Rasanya aneh, seperti ada yang mengganjal di dalam mulut, sedikit ngilu karena tekanan dari kawat peyangganya, dan membuat saya malas bicara.
Semakin aneh rasanya ketika waktu berbuka puasa tiba. Awalnya sudah semangat akan menyantap tahu isi goreng dan makanan lainnya, malah berubah jadi hilang selera. Setiap mengunyah selalu merasa khawatir gigi tiruan itu lepas, padahal cuma perasaan lebay akibat belum terbiasa. Inginnya dilepas saja, tapi bukankah tujuan dipasangnya gigi tiruan, untuk membantu proses pengunyahan dan mencegah pergeseran rahang, makanya harus dibiasakan menggunakannya? Bukan menyerah begitu saja hanya karena rasa tidak nyaman sesaat. Lagipula sudah dipesan oleh dokter supaya hari pertama pemakaian sebaiknya jangan dilepas dulu sampai menjelang tidur, istilah saya sih biar kenalan dulu sama teman-teman barunya yaitu para gigi asli penghuni lama rongga mulut.
Kepanikan mulai terjadi saat pertama kalinya mencoba melepas gigi tiruan yang berfungsi mengganti dua buah geraham asli yang hilang. Aduh, hampir frustasi sendiri karena bingung dan juga takut kawatnya melukai gusi atau gigi asli. Entah berapa menit waktu yang saya habiskan, sampai akhirnya mampu melepas 'mereka' untuk dibersihkan dengan air mengalir dan sikat gigi. Berdasarkan info yang saya dapatkan dari internet, menyimpan gigi tiruan sebaiknya direndam dalam air putih (cari aman saya pakai air matang) dalam suhu ruang, supaya tidak mengalami penyusutan/perubahan ukuran.
Pagi ini setelah sikat gigi, saya pun mencoba memasang kembali gigi tiruan itu, lagi-lagi pertama kalinya mencoba memasang sendiri. Bagian sebelah kanan tidak terlalu sulit, karena letaknya di tengah. Sedangkan bagian kiri, lumayan lama dan sulit membuatnya pas, karena letak gigi tiruan di ujung bagian belakang. Mungkin yang orang sebut sebagai tempat gigi geraham bungsu. Alhamdulillah, akhirnya bisa terpasang dengan baik. Enggak tahu deh nanti malam, bakalan masih kebingungan atau tidak saat melepasnya lagi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar